Skip to main content

Cerita dibalik Proses Verifikasi Usulan Bantuan Rumah Kabupaten Badung

Tim kami terdiri dari 14 tenaga kontrak usia muda yang direkrut melalui berbagai kegiatan dibawah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tahun Anggaran 2017. Membimbing mereka laiknya melihat ke masa lalu dimana saat saya seusia mereka, yang namanya semangat dan juga idealisme masih begitu menggebu. Bisa jadi lantaran belum ada beban dan tanggung jawab besar yang dipikul pada bahu.

Mereka kemudian dipecah menjadi 7-8 Tim kecil, bergantung pada stok pendampingan yang ada dan juga waktu serta kesempatan. Tidak ada istilah kawan spesial diantara mereka, sehingga mau tidak mau harus siap bertugas dimanapun ditempatkan, pula dengan siapapun kawannya.

Jika di awal proses Verifikasi mereka dilepas begitu saja tanpa pendampingan, kini setelah dua kali evaluasi, ada pendampingan khusus dari kami, tenaga berseragam cokelat. Ini dilakukan semata-mata untuk memberikan suntikan semangat bagi mereka yang diturunkan ke medan tempur, serta menciptakan rasa bersaing sehat antar tim dalam satu hari kerja yang sama.

Selain berusaha mengayomi lantaran jiwa muda mereka yang cenderung meledak-ledak, kami pula wajib memantau setiap pertanyaan yang muncul bail secara langsung di lapangan atau lewat group whatsapp, dan sigap menanggapi. Kalau tidak ? Bakalan jadi rame. Hehehe… dan seperti biasanya, musti ada selingan humor atau rewards bagi mereka disela kesibukan kerja.

Menjaga kinerja tim menjadi pekerjaan rumah terbesar yang kini sedang saya hadapi. Bagaimana caranya agar mereka bisa produktif sejak jam kerja pagi dijelang, hingga pasca makan siang dan waktu pulang. Dari membagi porsi, menyediakan makan siang bersama, hingga menyiapkan daftar rumah tangga sasaran setiap harinya, baik yang masuk dalam proses melanjutkan hari sebelumnya, atau sama sekali baru hasil berburu sehari dua sebelumnya. Proses ini mengingatkan saya pada agenda kerja tahun 2014, saat dimana secara nekat melakukan kunjungan satu persatu ke desa kelurahan di seantero wilayah kabupaten Badung, untuk menularkan visi dan misi yang kita inginkan demi efektifitas kerja nantinya. Jadi tambah semangat pasca kebosanan menangani jalan lingkungan 3,5 tahun sebelumnya.

Ada rasa haru ketika kami masuk door to door ke rumah warga di lingkungan desa atau kelurahan kabupaten Badung, menemukan fakta lapangan bahwa masih banyak dari mereka yang memang benar berada dibawah garis kemiskinan sementara Badung merupakan penghasil PAD terbesar di Provinsi Bali ini. Meski ada juga rasa jengkel yang tercipta lantaran ngototnya sebagian kecil atau oknum masyarakat untuk bisa diprioritaskan sebagai calon penerima bantuan, sementara menurut kaca mata kami, mereka ini sudah tergolong mampu ketimbang lingkungan dimana mereka berada. Hanya atas dasar pemerataan pemberian bantuan atau faktor kedekatan dengan aparat yang terlibat, mereka berupaya untuk mematahkan semua aturan yang ada. Miris…
Meski ada juga yang memang sudah paham Aturan ataupun keinginan pimpinan teratas, dan menyerahkan sepenuhnya keputusan yang nantinya akan diambil.

Namun bagaimanapun juga, kami hanyalah manusia biasa.

Ketika berhadapan dengan masyarakat yang sudah berupaya menerima kami sejak awal, ada satu dua gratifikasi yang diberikan dengan bahasa kedekatan mengingat kami bekerja toh juga untuk kepentingan mereka. dan semua itu musti dijaga dengan benar agar tidak sampai ada pungutan liar atau permintaan uang kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Tapi kalau hanya sekedar dua jerigen tuak yang baru turun dari pohonnya, ya tak apalah. Selama tidak membuat mabuk dan membuyarkan kinerja yang lainnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.