Skip to main content

Ponsel Rekomendasi bagi Orang Tua atau Awam Teknologi

Berawal dari diskusi di akun Twitter beberapa waktu lalu, seorang kawan mengeluhkan upayanya mengenalkan iPhone kepada sang orang tua dengan klaim OS paling mudah digunakan semua orang, yang pada akhirnya Beliau malah gagal paham dan sulit mengerti akan penggunaan ponsel berbasis iOS tersebut.
Saya pun memakluminya. Karena dengan pengalaman menggunakan iPhone beberapa waktu lalu, akhirnya ketemu juga kelemahan sistem operasi ini, utamanya ketika berupaya menyasar pangsa pasar orang tua atau anak-anak. Ya wajar sih, karena iOS memang dasarnya lebih pantas digunakan oleh mereka yang paham benar teknologi itu seperti apa.
Tidak termasuk saya tentu saja. Ha…

Merekomendasikan penggunaan sebuah ponsel bagi para orang tua yang masuk generasi pengguna ponsel Nokia atau istilahnya basic phone, pula orang yang awam perkembangan teknologi masa kini, sebenarnya gampang saja, sejauh kalian paham aktifitas apa saja yang biasanya akan mereka lakukan terhadap ponsel tersebut.
Maksud saya, sama halnya dengan konsep para Arsitek dalam mendesain rumah bagi para kliennya, satu hal yang mutlak diketahui sebelumnya adalah persoalan aktifitas. Kebutuhan apa saja yang sekiranya nanti akan diadopsi menjadi sebuah konsep rekomendasi. Kira kira begitu bahasa sulitnya. He…

Sederhana.
Saya yakin para orang tua maupun mereka yang awam teknologi masa kini, lebih sering melakukan hal-hal sederhana, rutin dan terbatas atau berulang dalam aktifitasnya sehari-hari. Tidak termasuk kalian generasi X atau Y yang pernah mengenal Windows XP, Word atau Excel untuk mengerjakan Skripsi, meskipun menyandang status yang sama bagi anak-anak yang unyu dalam setiap aksi di akun instagram mereka.
Sehingga kalau di analogikan ke penggunaan sebuah ponsel, minimal yang paling sering diakses adalah Telepon, Daftar Kontak (syukur-syukur bisa mencari nama dengan scroll tampilan ke bawah atau mengetikkan nama), Pesan (sekedar SMS), dan opsionalnya ya Kamera (tingkatan lanjut sekedar aksi mengambil gambar si cucu). Begitu berulang.
Jadi kalopun mau diperkenalkan dengan yang namanya FaceBook, Path, Line apalagi Twitter, rasanya belum perlu-perlu banget.

Disamping itu, satu kelemahan sistem operasi iOS sepanjang pengetahuan saya adalah ketiadaan opsi Menu, yang kalo secara pemahaman para pengguna iOS sebenarnya lebih efisien, tapi secara awam termasuk para orang tua, saya yakin jadi bumerang yang kerap dikeluhkan ‘hilangnya aplikasi atau games secara tidak sengaja akibat menekan tanda silang sebagai tanda lanjutan aksi Uninstall di iOS.
Ini juga biasanya terjadi ketika perangkat disentuh sentuh jari anak anak yang berpotensi memindahtempatkan icon ke halaman HomeScreen lainnya.

Lalu apa Ponsel Rekomendasi yang bisa saya share kepada kalian, untuk bisa dipergunakan oleh para orang tua juga orang yang awam teknologi ?
Satu-satunya pilihan hanyalah ponsel Android. Apapun mereknya, berapapun harganya.
Akan tetapi, kalo boleh ditambahkan soal spesifikasi minimalnya ya yang standar masa kini lah. RAM 1 GB, internal storage 4-8 GB. Selebihnya silahkan disesuaikan dengan budget.
Kenapa Android ya karena pertimbangan diatas.

Persoalan Kedua, ketika sudah memegang ponsel Android, langkah apa yang bisa dipersiapkan ?
Install Launcher tambahan bernama Apex.
Kenapa Apex ?
Karena selain didukung sejumlah tampilan icon pack atau themes yang menarik, Apex adalah satu-satunya atau bisa jadi salah satu Launcher yang memiliki fitur ‘Lock HomeScreen’ demi melindungi penekanan yang tak sengaja pada icon aplikasi ataupun games yang berpotensi menampilkan tanda silang berlanjut pada aksi uninstall, termasuk mencegah perpindahan icon tersebut ke halaman homescreen lainnya.

Jika Apex Launcher sudah diinstalasi, langkah selanjutnya adalah melakukan Pengaturan HomeScreen dengan mengatur jumlah grid yang ditampilan pada layar depan, dan mengisinya dengan icon aplikasi yang kerap atau akan digunakan secara lebih sering nantinya.

Bisa dengan jumlah grid paling sederhana 2×2, 3×2, 3×3 atau tergantung kebutuhan nantinya. Saran saya sih 3×3 atau 3×4 (3 rows/baris horisontal dan 4 column vertikal).
Isinya apa saja ?

Untuk Baris paling bawah, bisa diisi fitur sederhana dan minimal tadi, seperti Phone, Contact dan Pesan, atau Kamera.
Baris tengah, bisa diisi Widget tambahan berupa Kontak Favorit yang menyajikan daftar kontak yang paling sering dihubungi, seperti anak, menantu, telepon rumah dan lainnya. Jadi fungsi widget ini adalah untuk aksi cepat menghubungi semua nomor diatas dengan cara menekannya saja.
Sedang Baris paling atas, bisa digunakan untuk menempatkan akses ke opsi Menu, pilihan Cleaner RAM untuk pembersihan storage dengan cepat, bisa juga widget menutup aplikasi secara permanen atau mungkin widget untuk mematikan layar tanpa menyentuh tombol power. Ya enaknya kalian lah…
dan kalopun yang Baris paling atas dianggap ndak terlalu perlu, grid bisa di set ulang menjadi 2 Baris saja.
Efisien bukan ?

Nah, ketika pengaturan halaman depan sudah selesai dilakukan, langkah terakhir adalah mengunci HomeScreen dan Restart Ponsel untuk melihat hasil Terbaiknya.

Apabila langkah-langkah dan Rekomendasi diatas belum jua dirasa memuaskan secara visual, kalian bisa mencoba menambahkan Themes atau Icon Pack demi mengubah tampilan icon jadi seragam dan menarik.
Bahkan ada juga Theme yang menyerupai tampilan iOS jika masih belum bisa Move On ke lain OS. Hehehe…

Dan terkait Apex Launcher, kalian bisa mampir di halaman www.pandebaik.com dengan melakukan pencarian di halaman Google menggunakan kata kunci ‘apex pande baik’ ntuk bisa menemukan penjelasan lebih lanjutnya.

Semoga Berguna

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.