“Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan…”
Ehem, maaf keknya saya terlalu terhanyut dengan hari ini.
Ada banyak hal bersliweran di kepala sejak awal tahun 2017 dijejakkan.
Galau.
Pusing.
Pengen segera menyudahi semuanya.
dan untuk itulah, saya ada di Surabaya kali ini.
Surabaya ternyata Bersih kawan.
Saya jadi berdecak kagum ketika mobil yang ditumpangi masuk jalanan di Pusat Kota.
Hasil kerja walikota Bu Risma benar benar terasa.
Hal serupa disampaikan Pak Juari, sopir taxi Sang Bima apa tadi namanya. Maaf saya lupa. Kurang fokus dalam mengingat.
Bahwa Beliau bangga punya pimpinan macem itu.
Proses Pencairan Jaminan Pelaksanaan paket kegiatan kami tahun lalu, berjalan lancar. Sekurangnya sekitar 2,5 jam saya disetrap oleh bagian Bank Garansi Bank Jatim, namun sudah tidak terasa lagi. Bahkan laparpun ndak berani muncul gegara keruhnya otak memikirkan hal ini sejak pagi.
Padahal awalnya mengira bahwa proses ini akan jauh lebih lama.
Terima Kasih Tuhan, semuanya sudah dimudahkan dan dilancarkan hari ini.
Berhubung penyelesaian urusan jadi agak lama, persoalan makan siang pun jadi mundur jauh.
Yang tadinya berpikir akan kesulitan kemana-mana, saya memilih ditunggui Pak Juari, sopir taxi yang bikin kesepakatan antar sana sini sekitaran 50ribu sejam. Ya sudah, dijabani saja ketimbang kebingungan.
Maka rute makan siang pun dipilih Soto Ayam Surabaya Pak Sadi Aseli !
Nda tau juga dimana bedanya dengan yang nda Aseli. He…
Nah berhubung tiket pesawat yang tersisa cuma Lion Air, jadi mikir lagi buat pulang.
Lebih baik meluangkan sehari buat liburan di Surabaya, ketimbang gedeg gegara delay cem tempo hari.
Maka persoalan tempat tidur pun jadi pikiran.
Awalnya milih Emerald di jalan Ambengan. Trus atas saran mba di Bank Jatim, untuk melirik Ibis disebelah, eh pengen juga. Lalu ada Hotel Santika yang lingkungannya agak meragukan keknya.
Terakhir ingat Inna Simpang. Hotel dekat Tunjungan Plaza yang jadi destinasi kunjungan tahun 2008 lalu bareng temanteman Bina Marga.
Akhirnya ya pilihan terakhir ini yang diambil. Agak nyesel juga sih lantaran persoalan harga kamar cukup lumayan ketimbang pilihan pertama.
Tapi diantara semua pilihan, hanya Inna yang punya fasilitas Spa.
Aktifitas pilihan untuk membuang waktu yang paling tepat sejauh ini.
Terbukti, saya ketiduran dan ngorok saat dipijat tadi.
Wih… capeknya luar binasa…
Comments
Post a Comment