Akhirnya kena juga sayanya. Sandungan batu selama tiga tahun terakhir berkarya di Seksi Permukiman.
Batunya besar. Bahkan saya menggalau dibuatnya.
Tadinya saya berpikir bahwa Tahun Baru ini akan menjadi ajang balas dendam saya setelah bergulat dengan seratusan proyek Jalan Lingkungan, yang ndak memberikan sedikit pun waktu bersantai. Sayangnya Tuhan berpikiran lain. Saya kembali diuji dengan cara yang lebih keras lagi.
Pemutusan Kontrak di salah satu paket kegiatan yang jujur saja sangat saya sesalkan. Mengingat secara nilai sebetulnya ndak seberapa. Lingkup pekerjaan pun hanya dua ruas jalan lingkungan.
Tapi beban yang diakibatkan, membuat tiga hari liburan ini menjadi sangat hampa.
Dan saya tak lagi bisa berpikir dengan jernih.
Besok saya sudah didaulat pimpinan untuk segera berangkat ke Surabaya dan juga Jakarta. Mengurus semua pencairan Jaminan Pelaksanaan dan Uang Muka paket kegiatan dimaksud. Mengingat secara nilai, sudah ditebuskan lebih dulu menggunakan uang pribadi kami. Yang dipaksakan keluar tanpa ampun.
Ini seperti sebuah hukuman akan sebuah keteledoran sikap di tengah gempuran pekerjaan yang sudah dijalankan. Sudah mengorbankan banyak waktu dan tenaga, masih harus dibayarkan dengan harta pula. Lengkap sudah.
Maka seperti yang sudah sudah, sore inipun galau itu masih terus menghantui.
Akankah semua ujian bisa dilalui dengan baik tanpa hambatan ? Ataukah tebing dan batu terjal itu akan terus menghadang ?
Surabaya…
Jakarta.
Kelak ini akan menjadi satu cerita yang bisa saya kenang. Bahwa satu perjalanan tak lagi menyenangkan seperti sebelumnya.
Comments
Post a Comment