Hari Selasa lalu, saya diminta tolong istri untuk mengantarkannya ke event tahunan Dinas Pendapatan Badung, penghargaan bagi Wajib Pajak Terbaik yang diselenggarakan di Kertha Gosana, ruang pertemuan terbesar di unit kerja kami, Puspem Badung.
Kami berangkat saat senja, sehingga ketika kendaraan masuk wilayah Kabupaten Badung, segmen jalan Cokroaminoto menuju Jalan Raya Sempidi, suasana sudah mulai gelap. Namun keramaian lalu lintas seakan makin semarak saja. Bahkan istri sempat terheran-heran, ya maklum saja, mengingat ruas jalan Denpasar – Gilimanuk ini memang merupakan jalur lintas kabupaten yang utama.
Namun sebaliknya, begitu memasuki areal gerbang Puspem Badung yang dari kejauhan lebih mirip penampakan resort, kesepian suasananya begitu terasa. Areal seluas ini, hanya dilengkapi lampu jalan dan taman yang temaram. Jika saja saya sendirian berkendara, mungkin akan berpikir dua kali untuk berhenti dan memarkirkan kendaraan.
Suasana ini ndak jauh beda dengan sisi selatan area, yang merupakan pintu masuk kedua, dari empat yang seharusnya ada dalam desain awal. Rumah – rumah makan dan warung yang ada di sepanjang jalan menuju gerbang tampak tutup dan gelap. Tak tampak lagi keramaian yang biasanya diciptakan saat jam makan siang tiba.
Begitu jam Kantor usai, selesai pula aktifitas masyarakat di lingkungan sekitarnya. Kira – kira begitu rutinitasnya.
Ndak jauh beda dengan kawasan kantor di seputaran kota Denpasar.
Comments
Post a Comment