Sebetulnya kalo dilihat dari perjuangan awal sebagaimana tulisan tempo hari, itu berawal dari niat baik saja mengurus perpanjangan SIM A langsung di Poltabes Denpasar, yang kemudian kecele berat lantaran dianggap Pengajuan Baru sesuai aturan yang berlaku.
Artinya musti ikut prosedur yang secara pandangan saya masih belum jelas adanya, serta Ujian Teori yang numplek blek di ruang tunggu. Selama hampir tiga jam.
Sangat melelahkan.
Jadwal Ujian ulang sebenarnya datang tanggal 22 Juni. Tapi Senin pagi saya dah menyambangi ruang tunggu Poltabes, hasil perburuan ‘cara cepat’ eh maksudnya Calo dari minggu lalu, sepulang pernyataan Tidak Lulus didapat. Yang kalo kata jargon di lokasi, kini mengurus SIM ndak perlu pake Calo lagi.
Salah menurut saya.
Selama prosedur masih bikin bingung masyarakat begini, dan juga ketidaknyamanan proses, rasanya masih mending pake Calo, meski agak bertentangan dengan hati nurani.
Tapi demi jam kerja yang tidak terbuang hanya untuk mengikuti prosedur berulang, serta kelelahan fisik menanti panggilan yang tak jelas kapan, lantaran tanpa nomor antrean, mengorbankan sejumlah rupiah rasanya masih lebih rela.
Maka disinilah saya berada.
Tanpa perlu isi formulir, Tanpa perlu bayar di depan, kami langsung menyambangi loket pengambilan foto. Jika dalam kondisi normal, mungkin prosesnya tidak akan lama. Namun saat diperhatikan, petugas tampaknya kesulitan menangani pc yang byar pet sejak awal ia duduk di meja kerjanya. Maka kamipun dipindahruangan ke sebelah.
Urutan 4, pagi ini. Langsung foto, pasca verifikasi data.
Trus ambil cetak SIM di loket produksi pasca mengisi form survey yang komplit diisi centang pada kolom ‘Sangat Puas’ tanpa membaca atau berpikir terlebih dahulu.
Done.
Selesai.
Kamipun pulang.
Segitu aja.
Tanpa Ujian.
Tanpa menunggu tiga jam.
Tanpa berpanas panas dan dibentak petugas.
Tanpa prosedur yang membingungkan.
Yuk ah, balik kerja lagi…
Eh, btw mohon maaf saya lagi males posting bukti SIM A yang baru. Khawatir juga kalo kelak diintimidasi lebih lanjut kalo seumpama tulisan ini muncul di halaman pertama Google seperti kasus Radar Bali 2008/2009 lalu. Toh jaman udah canggih.
Kalopun kelak saya ilang dari peredaran, mohon dimaafkan semua kesalahan dan kalimat diatas.
atau kalo SIM nya dicabut gegara tulisan ini, mohon Masukan saya dibaca dulu, baru akan saya ikuti prosedurnya.
Salam dari Pusat Kota Denpasar
Comments
Post a Comment