Mimpi, atau bunga tidur.
Kata orang bisa merupakan keinginan keinginan yang tak tersampaikan dalam dunia nyata, bisa juga merupakan pertanda hal yang akan terjadi di masa depan atau yang akan datang.
Sehingga terkadang Mimpi dijadikan sebagai rambu atau pengingat jalan yang akan dilalui kelak oleh masing masing orang dan bergantung pada interpretasi masing masing. Apakah menganggapnya serius atau cenderung mengabaikannya.
Saya sendiri, jika kemudian menimbulkan kegelisahan, biasanya saya catatkan disini.
Ada empat hal yang saya alami dalam Mimpi semalam.
Satu, bertemu langsung (ingat, dalam mimpi loh ya) dengan orang yang sesungguhnya sudah meninggal. Kejadiannya kurang lebih, mendapati hal yang di masa kini sesungguhnya sudah tak ada, namun saat saya alami rupanya masih ada. Mirip sebuah cerita komik yang mengisahkan perjalanan waktu dalam sehari. Menjadi mengkhawatirkan karena orang orang yang sudah meninggal tersebut bisa saya ajak berkomunikasi dan ada di sekeliling kita. Hiyyy…
Dalam bentuk manusia biasa tapinya.
Yang keDua, menggendong putri kecil pimpinan di kantor. Jadi spesial karena pimpinan ini sudah divonis sulit mendapatkan keturunan langsung, entah karena kesibukannya yang overkuota, atau kondisi kesehatannya yang kurang baik. Entah pula faktor suami atau apalah itu.
Maka saat saya mendapati pimpinan menggendong seorang putri kecil yang berwajah mirip dengannya, saya pun mencoba menggendongnya sebagaimana mengajak Ara atau Intan saat kecil dahulu.
Entah mimpi kedua ini memiliki makna kangen akan momongan baru yang lama dinanti, atau apa, agak kaget juga saat bangun dari tidur.
Ketiga tentang Jalan Lingkungan. Duh !
Kerjaan kok masuk Mimpi.
Pemavingan yang dikerjakan di wilayah Badung Selatan kalo ndak salah ingat, dengan kontur tanah yang menanjak sekitar 8an derajat sehingga dianggap sangat berbahaya dan sulit dilalui dengan kendaraan.
Tetap nekat melaluinya dan berhasil, dua kali malah, namun ada kekhawatiran bakalan terjatuh lantaran gravitasi.
Mih… masih sempatnya mikirin gravitasi dalam mimpi.
Yang pada akhirnya menjadi sedikit lega karena seorang pimpinan cowok (yang memang ndak ada dalam struktur pimpinan di kantor, memutuskan untuk membatalkan pekerjaan karena dianggap sangat berbahaya.
Pening.
Meski tetap optimis untuk dilewati, tapi kepala sudah pening duluan memikirkannya.
Apa ini ada kaitannya dengan cobaan di kantor ?
Dan terakhir soal percobaan tindak kejahatan.
Saya ternyata bukanlah tipe orang yang begitu mulus menjalankan percobaan tindak kejahatan. Buktinya saat bangun dari tidur, saya masih merasakan kebingungan dan kekhawatiran akan hal hal yang kelak merusak reputasi pribadi dan keluarga. Meskipun sebenarnya sangat ingin dilakukan, pembersihan dan pembuktian aksi kecurangan yang dilakukan orang orang sekitar berdasar petunjuk yang dibuang secara tidak sengaja di depan gerbang, dan saya dapati secara tak sengaja pula.
Entah apa artinya yang satu ini.
Dari semua ‘kejadian’ yang saya syukuri bahwa itu hanyalah sebuah mimpi atau bunga tidur, namun rasa pening kepala, mual dan bingung, masih menjangkiti hingga terbangun dari tidur.
Entah apakah ini merupakan sebuah reaksi rendahnya Tekanan Darah atau rendahnya kadar Gula Darah.
Jadi penasaran…
Comments
Post a Comment