Skip to main content

Liburan Sehari di ESPA Yeh Panas Penebel

Awalnya kami berpikir bahwa ESPA Yeh Panas Penebel ini adalah sebuah resort di kawasan Penebel dekat obyek wisata Air Panas yang pernah kami kunjungi sekitar 2-3 tahun yang lalu. Memiliki kolam tersendiri, yang dapat kami nikmati bersama anak-anak, kapanpun kami mau.

Lewat Jauh

Ketika kendaraan memasuki Desa Wongaya Gede, dimana destinasi tercapai pada peta Google Maps, sesuai pencarian kami terkait Restoran Yeh Panes Penatahan, rupanya perjalanan lewat jauh dari tujuan.
Kaget juga pas kontak ‘pemilik hotel’nya yang mengatakan bahwa lokasi ESPA berada di jembatan pertama saat turun dari jalur utama.
Aduh ! Jangan-jangan…

Ya.
Jangan-jangan…

dan memang benar kelihatannya bahwa lokasi ESPA yang dimaksud adalah sama dengan lokasi obyek wisata Air panas yang pernah kami kunjungi itu.
Ealah…
Padahal tadinya sudah pede abis bahwa lokasi liburan bakalan jauh dari objek dimaksud. He…

Cukup Mahal

Untuk sebuah penginapan dengan harga 600ribu plus 150rb untuk sebuah extrabed tambahan, kelihatannya dari sudut pandang kami, nilai tersebut cukup mahal saat melihat langsung kondisi penginapan dimaksud.

Sebuah kamar unit dengan kamar mandi dan balkon depan dengan kondisi bangunan yang sudah tua meski baru selesai direnovasi menurut info pengelolanya, tanpa fasilitas tambahan pemanas air, dengan kondisi AC juga kulkas yang tak lagi dingin. Rasanya memang tak sebanding dengan apa yang kami bayangkan.

Lantaran dengan nilai yang sama, kami bisa mendapatkan fasilitas yang jauh lebih baik di penginapan awal liburan tempo hari, Mangosteen Ubud.

Fasilitas

Dalam paket tersebut sebenarnya sudah termasuk Makan Pagi dan fasilitas Kolam Air Panas pribadi, diluar lingkungan kamar atau terpisah, selama 1 jam per harinya.
Apabila ingin berendam di kolam umum, bisa sepuasnya. Standar pelayanan hotel tentu saja.

Untuk melakukan panggilan Room Service, kami kontak nomor pengelola melalui ponsel lantaran tidak ada fasilitas telepon di dalam kamar.
Satu masukan lagi tentu saja.

Ukuran bed cukup besar. Cukup untuk si Ibu dan dua anak. Sulung tidur di extrabed sedang si Bapak di kursi panjang. Syukur aja sudah terbiasa tidur dalam kondisi apapun. He…
Cuma mungkin lantaran lampu balkon yang terang, kami selalu beranggapan saat terbangun, hari sudah pagi dan gak sabaran buat nyemplung kolam lagi.
Tapi nyatanya waktu masih menunjukkan pukul 11.49 malam. Widiiih… malam yang panjang kelihatannya.

Anak-anak nyenyak juga tidurnya.
Kami terbangun lagi sekitar pukul 5.30 pagi dimana matahari disini masih malu untuk menampakkan diri.
Tampaknya kami memang satu-satunya tamu yang menginap di areal ini.

Menu Makanan

Untuk Dinner, menunya standar sih.
Dengan harga yang 1,5 atau 2 kali lipat harga pasaran. Tidak ditanggung dalam paket.
Bisa dimaklumi kok.
dan dengan rasa yang standar pula.

Tapi ya mau gimana lagi ?
Karena di sekitar sini tampaknya ndak ada pilihan lain, kecuali mau turun ke Kota Tabanan yang jarak dan medannya cukup gelap terpantau. Beda dengan Ubud.
Bahkan Gojek pun nyerah saat dilihat dalam menu Food-nya. Hehehe…

Jadi ya dinikmati saja.

Cuma yang kasihan ya anak-anak.
Mereka pesan Spagetti, ternyata hambar. Ndak ada rasanya. He…

Menu Makan Pagi, macemnya ndak jauh beda. Ditambah kopi dan Juice Semangka. Yah, cukup membuat anak-anak senang menemukan yang dingin-dingin sejauh ini.

Air Panas

Ada tiga klasifikasi fasilitas air panas yang bisa ditemukan disini.
Air panas di kolam umum. Bisa dinikmati kapanpun kami mau. Baik yang berukuran besar maupun kecil.
Trus ada Air panas di kolam pribadi areal depan. Modelnya sama, cuma arealnya tertutup dinding masif. Lingkupnya lebih kecil. Bisa dinikmati dalam hitungan jam sesuai pesanan.
Ketiga, Air panas di kolam pribadi tapi ada fasilitas bubble nya. Jadi bergelembung semacam jacuzzi gitu. Kami bisa menikmatinya gratis selama sejam.

Air Panas di Penebel ini sedikit kotor jika dibandingkan dengan objek wisata Air Panas di Kintamani atau Banjar Buleleng. Mungkin karena pengelolanya terbatas dan lingkungannya masih alam hijau.

Lumayan bikin gatel anak-anak.
Baju kaos singlet putih yang saya gunakan juga berubah warna dalam sekali nyemplung. Jadi kuning. Hehehe…

Asri

Secara saya pribadi sih, tempatnya asyik.
Lingkungannya hijau dan asri.
Nikmat kalo nginepnya disini berduaan dengan pacar. Eh… Istri maksudnya.
Kalo dengan anak-anak, apalagi tiga pcs, sepertinya amat sangat terasa repotnya. Jadi ndak ada santai-santainya.

Akses masuk ke ESPA Yeh panes, cukup gampang dikenal. Cuma jalan aspalnya memang membutuhkan kendaraan yang… yang ya gitu deh. Khas jalanan di Tabanan. Tapi ukuran Avanza masih bisa lewat kok.

Akses menuju kamarpun sebenarnya ndak jauh. Cuma karena lokasinya diatas saja, jadi terasa nanjaknya. Naik naik tangganya. Pas dicobain bolak balik tiga kali ambil pasokan ke mobil, terasa juga nafasnya.

Cuma karena berada di alam terbuka, efeknya jadi banyak nyamuk dan binatang kecil bersliweran saat tidur ataupun bersantai saat luang.

Pokoknya Liburan

Terlepas dari kurang lebihnya cerita diatas, kali ini pokoknya temanya ya harus liburan. Karena besok kelihatannya bakalan makin banyak tugas dan kerjaan menunggu di kantor.
Jadi, bye bye dulu deh.
Saya mau nikmati liburan dulu ya.
Kalian asik asik aja dulu disitu.

EGP ya EGP lah sudah…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,