Skip to main content

Jakarta Pagi ini

Empat hari tiga malam, rasanya sudah cukup lama saya disini, namun nyaris tak kemana mana lantaran males aja keluar hotel. Jauh lebih nyaman berada di kamar 560 dan beristirahat panjang. Satu hal yang tak kan bisa saya dapatkan dalam beberapa bulan ke depan.

Jakarta jauh lebih baik saya lihat. Bersih dan sudah mulai tertata. Semoga pola hidup dan perilaku masyarakatnya bisa mengikuti. Rasanya perjuangan pak Ahok sudah mulai terlihat. Namun tetap saja ada sisi negatif yang selalu dapat diungkap oleh mereka yang berseberangan jalan. Masyarakat yang manja, kurangnya inisiatif untuk bergotong royong, hanya mengandalkan jasa tenaga Tim PPSU, jadi bahan diskusi hangat kami kemarin. Pun soal relokasi di Kalijodo yang infonya kini memunculkan kafe remang remang di sekitar Rusun. Beneran gak ya ?

Sementara itu, di beberapa ruas jalan yang kami lintasi kemarin, tepatnya di Jakarta Selatan, masih banyak titik titik kumuh terlihat dan belum tersentuh penataan dari tangan Pak Gub. Entah apakah karena kewenangan yang tak boleh menjangkau sampai kesitu, ataukah masih menunggu giliran ? Entah ya…
Begitu juga di Jakarta Utara, ungkap pemandu meja kami saat sesi diskusi kemarin sembari menunjukkan beberapa rekaman lensa kekumuhan. Wilayah dimana mantan walikota pak Rustam memimpin ini, saya lihat sama saja kondisinya dengan JakSel tadi. Semoga bisa lebih baik lagi kedepannya.

Saat diskusi menyinggung ke topik RPTRA, program pak Ahok yang diselipkan pak Cucun pemandu meja 7, bahwa pak Gub sedang berupaya membuat ruang sosial bersama masyarakat di setiap kelurahan dengan memanfaatkan lahan negara yang ada, seperti tempat bermain, ruang baca dan interaksi lainnya, langsung mengingatkan saya pada aksi #5kmAhok yang rutin dipublikasi kawan Twitter saya, mas @hariadhi. Bangga banget bisa memamerkan beberapa rekaman foto pada kawan semeja bundar besar terkait realita kemajuan yang dibuat pak Ahok ini.
Satu hal yang tidak pernah mereka amati di akun sosial FaceBook yang getol dilihat pada layar ponsel selama berjalannya sesi diskusi.

Jakarta Pagi ini

Bakalan kangen dengan Jakarta.
Berharap Jakarta bakalan berlanjut dengan era pak Ahok sekali lagi, dan besar pula harapan terselesaikannya konsep transportasi umum macam busway, MRT dan lainnya agar tingkat kemacetan di Ibukota dapat lebih ditekan untuk kenyamanan bersama.
Jika ini berhasil, tentu akan menjadi pilot project, percontohan bagi kota sak-Indonesia lainnya, utamanya di Denpasar Bali, kota kelahiran yang kini tak pelak dilanda macet parah pula. Cuma ya, model pimpinannya juga harus diganti setipe dengan visi misi pak Gub Ahok, Basuki Tjahaya Purnama.

Tumben saya bisa bilang Kangen.
Padahal di kunjungan sebelumnya dan tentu saja catatan harian sebelumnya, males banget kalo sudah ngomongin Jakarta. He…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.