Saat anak anak kami ajak masuk ke halaman private Villas di Citrus Tree Mangosteen, Ubud Bali sore 1 Januari kemarin, mereka sontak melonjak kegirangan. Tanpa menunggu ba bi bu, langsung membuka baju dan nyemplung ke kolam. Ahay…
Orang tua kamipun tak kalah kaget. Satu pertanyaan yang dilontarkan adalah soal harga sewa. Khawatir karena info dari salah satu kerabat yang kemarin menginap di seputaran Kuta, menempati Unit yang mencapai kisaran 7 Juta per malamnya. Fantastis tentu saja. Namun saat diyakinkan bahwa ini hanya sekitar 1,2 juta saja, merekapun maklum. Tapi tetap saja tergolong mahal kata mereka.
Usai berbenah merapikan barang bawaan, sayapun ikut nyebur kolam sembari menjaga mereka berdua. Karena sisi barat kolam sepertinya cukup dalam untuk mereka jajal. Sementara istri lebih memilih untuk memberi Ara maem sore, sedang kakek nenek, orang tua kami bersantai menikmati televisi sesekali menengok cucunya yang asyik bermain air.
Malam hari, kami memutuskan untuk berkeliling Ubud yang tingkat kemacetannya sudah mulai berkurang. Kelihatan jelas bahwa Ubud hanya menjadu tempat persinggahan sejenak bagi para wisatawan. Makan malam, kami berupaya mencari santapan lokal, karena lidah kedua orang tua kami agak susah menerima masakan luar. Sasarannya ya masakan padang di dekat Puri Saren, dan dilanjutkan mencari santapan buah ke supermarket terdekat, Delta Dewata di jalan Andong.
Balik ke Villa, masing-masing mulai menjalankan aktifitas dan kebiasaannya. Mirah dan Neneknya menonton televisi yang layarnya lebar minta ampun. Intan asyik dengan tabletnya. Kakek menonton berita di ruang bersama. Ibunya anak-anak menyiapkan botol susu, saya meninabobokan Ara.
Private Villas Citrus Tree Mangosteen yang kami tempati ini sangatlah sunyi keberadaannya. Saya pribadi nyaris tak bisa memejamkan mata gegara kesunyian dan halusnya seprei juga dinginnya ac. Terbiasa suasana kota Denpasar. Sebaliknya kamar anak-anak bersama kakek neneknya sudah lebih dulu sepi dan lengang. Mereka pasti capek pasca berenang tadi.
Unit ini hanya tersedia satu saja. Lingkungannya bersih dan nyaman. Yang paling menikmati ya istri. Sambil berkhayal kapan ya kami bisa punya rumah se-simpel ini. He… doakan yah. Parkir unit hanya cukup untuk 2 kendaraan roda empat. Masih cukup buat menampung keluarga mertua sebenarnya. Sayangnya mereka ndak jadi ikutan.
Hari masih pagi saat menyadari ada tawa anak-anak di luar sana. Mirah dan Intan sebagaimana janji mereka semalam, begitu bangun dari tidur pukul 6 langsung nyemplung lagi diawasi kakeknya. Meh, riang benar mereka. Kapan lagi yah ?
Menu Breakfast tergolong standar. Kami sendiri gak terlalu mementingkan, karena sudah terbiasa dengan menu seperti itu. Nasi Goreng dan Mie Goreng. Diantar ke ruangan pukul 7 tepat. Anak-anak langsung menyantapnya habis. Cukup enak untuk sarapan pagi di Ubud. Akibatnya kami harus membatalkan jadwal kuliner pagi di Warung Babi Guling Bu Oka. He…
Awalnya kami berencana turun dulu ke area Ubud sekedar jalan-jalan. Tapi lantaran anak-anak sudah ndak sabar untuk bermain sesuai janji Bapaknya, kami check out sekitar pukul 10 pagi dan langsung meluncur ke Bali Fun World di Batuan Singapadu.
Comments
Post a Comment