Skip to main content

Menunggui Bapak

Bapak kecelakaan, pulang kerja jangan kemana-mana, antar periksa ke RS. Begitu Ibu berpesan lewat telepon sekitar pukul 10 pagi tadi.

Kaget tentu saja.

Bapak yang kini telah berusia 73 tahun sudah sejak awal Mirah sekolah, menawarkan diri untuk mengantar jemput mengingat aktifitasnya yang tak lagi banyak. Terkait itu, kami sepakat mengganti Vespa kesayangannya dengan Honda Scoopy dari tahun 2012 lalu. Agar Bapak bisa lebih mudah mengendarai tanpa perlu menarik kopling segala.

Bapak kecelakaan tadi pagi. Sekitar pukul 10. Saat itu ia sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya Mirah. Melindas pasir yang ada di pinggir jalan depan Bale Banjar Tainsiat, Bapak terjatuh dari motor ke arah kanan. Meski lecet pada lutut dan sekitar mata kaki, Bapak tak banyak mengalami luka. Bisa jadi lantaran ini kecelakaan tunggal dengan kecepatan yang pelan pula. Hanya kasihan, pipi dan area sekitar mata agak lebam. Mungkin terbentur helm yang menjaga wajahnya dari permukaan aspal.

Bangkit dari jatuhnya, Bapak masih mampu menjemput Mirah dan membawanya pulang. Setelah membersihkan luka dan mengobatinya, Ibu pun menghubungi lewat telepon.

Bapak diantar ke RS Bhakti Rahayu oleh bliMan Anom, sepupu sekaligus kakak ipar kami, suami dari almarhum kakak yang saat dihubungi baru saja menjemput anak semata wayangnya dari sekolahan.
Dari pemeriksaan, Bapak di-Rontgen dan dinyatakan tidak apa-apa. Hanya ada darah yang masih menetes dari hidung yang ditenggarai dari pecahnya pembuluh darah di area sekitar bawah mata kanan.
Jika nanti masih menetes, Bapak disarankan ke UGD Sanglah sebagai tindak lanjut rujukan.

Pukul 6 sore, kami tiba di Sanglah. Keputusan ini diambil pasca darah yang menetes dari hidung ternyata masih dialami sekitar pukul 2 dan 4 tadi. Tidak ingin berakibat fatal, Bapak kami ajak ke UGD Sanglah dengan memanfaatkan Jaminan Kesehatan BPJS yang ia miliki. Bapak harus diObservasi selama 2 jam kedepan.
Ada sedikitnya tiga dokter yang saya tahu berusaha menanyai Bapak tanpa memperbolehkan saya untuk membantu menjawab. Untuk pengujian kesadaran dan syaraf Bapak katanya. Masuk akal juga.

Sekitar pukul 8 lebih, Observasi selesai. Tampaknya memang tak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi dari kondisi Bapak. Hanya bengkak pada mata kanannya saja yang makin terlihat. Pula pipi kanan seakan menyimpan permen didalamnya.

Ada rasa kasihan pada Bapak. Ada juga rasa bersalah setelah semua ini.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.