Skip to main content

Beberapa Catatan terkait Hisense Pureshot+

Setelah menurunkan empat tulisan berkaitan dengan ponsel Hisense Pureshot+ yang diBundling dengan SmartFren 4G, baik siapa Hisense dan bagaimana kinerja ponsel berlayar 5,5 inchi dan delapan inti prosesor, serta uji kecepatan koneksi data dalam dua sesi, ada baiknya juga saya mengimbangi beberapa fakta lapangan yang didapat selama oprak oprek seminggu terakhir ini. Namun apa yang akan saya sampaikan nanti, hanyalah sebagai catatan kita bersama, yang kelak saya harap dapat menjadi masukan bagi Hisense dalam pengembangan aplikasi sehingga dapat menutup kekurangan dimaksud, pilun demikian, masukan bagi kawan-kawan peminat Pureshot+ sebagai bahan pertimbangan sebelum menjatuhkan pilihan.

Pertama soal Vision UI.
User Interface atau perwajahan perangkat Hisense Pureshot+ rupanya menggunakan Launcher pribadi yang saya pantau tidak akan dapat ditemukan di Play Store, dan juga tidak dapat diadopsi ke ponsel maupun tabletpc berbasis Android lainnya. Nilai tambah tentu. Sudah begitu, dilihat secara Pengaturannya, cukup mudah dipahami. Terdapat tambahan scroll menu bolak balik dan efek perpindahan antar layar yang unik. Namun demikian, secara penampilan Vision UI mengadopsi murni tampilan iOS milik Apple yang pula meniadakan opsi Menu dan opsi Tema. Sehingga pengguna harus puas dengan tampilan sebagaimana pabrikan dibuat meski bisa diatasi dengan menginstalasi Launcher tambahan lain. dan seperti halnya iOS, pengaturan icon yang sudah di-set sedemikian rupa dengan mudahnya dapat dipindahkan oleh orang lain, seperti anak-anak misalkan secara tidak sengaja, bahkan terhapus secara permanen dari layar depan.

Kedua, selain UI bawaan, secara fisik luar Pureshot+ mirip plek dengan iPhone 6 baik ukuran maupun penempatan lensa kamera di punggung belakang. Sehingga saat saya menemui kesulitan untuk menemukan Leather Case maupun screen guard di gerai ponsel besar sekalipun, sempat terlintas untuk mencoba menggunakan asesoris milik iPhone 6 yang rupanya gagal total. Tidak sepenuhnya siy, karena screen guard masih bisa diCustom dengan memotong lekukan namun tidak dengan Case. Dimana posisi lensa Pureshot rupanya sedikit ke ujung pinggiran atas yang jika dipaksakan, tentu akan menutup lensa kamera. Itu sebabnya, pe-er bagi pihak Hisense barangkali entah mengupayakan sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain untuk dapat merilis Leather Case sendiri dan tidak mengandalkan versi Universal yang punggungnya bolong setengah badan itu. Sangat tidak nyaman, dan tidak elok jika ponsel sedemikian canggih, menggunakan Universal Case atau malah rentan goresan pada punggung ponsel yang berbahan plastik itu.

Catatan Ketiga, meski dalam paket penjualan Hisense menyertakan kabel data sekaligus charger yang dapat dipisah dengan kepalanya, namun saat perangkat disambungkan dengan PC, ternyata tidak semudah brand lain yang biasanya secara otomatis terdeteksi tanpa banyak proses instalasi. Setidaknya pengguna harus memilih opsi fungsi kabel usb saat penyambungan, apakah hanya untuk Charging, membuka (mount) sdCard, media data atau lainnya. Selain itu, apabila kita memilih sebagai Media Data, perangkat pc masih harus membutuhkan waktu panjang untuk menginstalasi driver perangkat secara online. Kalo mau aman, pilih Mount sdCard saja. Cuma Internal storage ponsel gak bisa diakses.

Catatan keempat, soal keberadaan dual speaker yang ada di sisi bawah perangkat, secara tampilan tentu saja meyakinkan. Hal ini serupa dengan beberapa ponsel flagship dari brand lain. Namun sayangnya, fungsi output suara yang dihasilkan saat memutar musik maupun video, hanya berlaku untuk 1 speaker saja yaitu yang sisi kanan apabila dilihat dari permukaan layar. Apabila speaker ini ditutup, meski sebelah saja, suara akan teredam bahkan tak terdengar dengan baik. Ada yang mengalami hal serupa ?

Namun begitu, ada juga hal-hal kecil yang bisa saya sampaikan di akhir tulisan sebagai nilai tambah yang bisa menjadi info berimbang bagi Hisense Pureshot+ dalam postingan ini. Yaitu :

1. Aplikasi Firewall yang berfungsi untuk memblokir panggilan dan sms dari nomir tertentu, sepaham dengan Vision UI, aplikasi ini tak akan dapat ditemui di Play Store manapun dan tidak dapat diadopsi pada ponsel lain.

2. Pengambilan Screenshot tampilan halaman bisa dilakukan dengan menekan 2 (dua) tombol bersamaan yaitu Volume Down dan Power. Hasil akan tersimpan pada folder Screenshot pada kartu memori eksternal.

3. Meskipun Tema tampilan tidak didukung oleh Vision UI, namun secara tampilan keyboard ponsel masih mampu lah dilakukan dengan baik. Manfaatkan saja aplikasi TouchPal lebih lanjut.

4. Pureshot+ tampaknya ingin memanjakan penggunanya yang jaman masa kini akan lebih banyak memanfaatkan lensa kamera depan untuk kebutuhan Selfie sendiri maupun saat bersama kawan. Jadi manfaatkan saja kamera 5 MP yang ada di sisi depan ponsel, dilengkapi dengan fitur flash light atau lampu kilat untuk mendapatkan hasil maksimal. Jauh lebih baik lah jika dibandingkan dengan beberapa ponsel yang ada saat ini.

Nah, demikian kira kira postingan terakhir yang dapat diungkap sejauh ini, semoga bisa bermanfaat dan menjadi bahan masukan sebagaimana di awal tadi.

Overall, secara fungsi tampaknya ponsel Hisense Pureshot+ ini masuk dalam daftar rekomendasi saya untuk kalian yang membutuhkan kehadiran sebuah ponsel dengan kemampuan setara flagship brand lain namun dengan harga yang cukup terjangkau. Apalagi secara spesifikasi lumayan mumpuni, tentu dengan beberapa permakluman diatas tadi.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,