Skip to main content

Kebanyakan Gadget

– Samsung Galaxy Note 3
– Samsung Galaxy Note 3 Neo *hibah dari aplikasi Pantau
– iPhone 4 CDMA *masih pake nomor Flexy tapi keseringan AirPlane Mode
– Modem Connex M1
– Modem Andromax 4G M2P
– Power Bank Samsung 50K mAh

Itu semua perangkat yang kini selalu hadir dalam tas pinggang cokelat, diselempang lantaran makin berat. Tapi kalopun secara rute gak butuh daya baterai lama, Power Bank biasanya ditinggal di rumah.

– Samsung Galaxy Note 2 – milik istri
– Samsung Galaxy Tab 7 Plus – baba nya Intan
– Samsung Galaxy Tab 3V – baba nya mbojek iYah
– Nokia Lumia 520 – ponsel kakek
– Nokia X – ponsel nenek

Yang ini barisan perangkat yang harus di charge ulang tiap malamnya, agar esok pagi bisa dipergunakan secara maksimal oleh masing masing pemiliknya. Sementara sisa colokan yang ada dalam jangkauan terdekat hanya ada 5. Sehingga yang sering mengalah adalah iPhone, modem, Nokia dan Baba-nya mbojek lantaran jarang dipakai.

Urusan kelistrikan sih sudah jadi kewajiban saya sehari-hari. Dari awal dulu. Tapi kini masih mending karena MP3 player sudah gak difungsikan lagi. Yang menjadi masalah terbesar kini adalah biaya internet bulanannya saja. Mengingat secara rumah, sudah ada wifi routernya Telkom Speedy dengan biaya 75ribu sebulan, akses Unlimited dengan kecepatan terbatas up to 512 KBps, ditambah Axis Pro Unlimited 50ribu di kali dua perangkat. Sementara Paket Indosat di Galaxy Note Neo, hanya seperlunya apabila sedang berada di luar kota, dimana jaringan Axis tidak mampu menjangkaunya. Paket yang diambil seharga 29ribu sebulan. Kini malah nambah dua calon lagi untuk dua Modem SmartFren yang sepertinya bakalan diisi ulang apabila mendesak sekali. Mengingat yang saya lihat masa berlaku paket internet atau sisa kuota data yang ada di kedua modem tersebut, masih cukup lama bisa dinikmati. Sedang perangkat lain, mutlak non aktif langganan paket data, hanya disambungkan bilamana perlu pada koneksi yang disebutkan tadi.

Kebanyakan Gadget. Itu yang saya rasakan. Padahal beberapa waktu lalu, pikiran sudah cukup tenang seiring aksi Deactivate akun FaceBook, dan dihibahkannya ponsel AccessGo 4E pada kakak ipar. Eh kok malah dapat hadiah lagi yang jauh lebih banyak.

Inginnya nanti mau dihibahkan lagi pada yang memerlukan. Sementara ini baru terlaksana satu saja, modem M2P yang satunya lagi, jadi ada dua modem yang diberikan oleh SmartFren, dipindahtangani ke Sloka Institute, induk Bale Bengong dan komunitas Bali Blogger Community. Ketimbang Mubazir, tidak tergunakan.

Sedang Note 3 Neo, inginnya tak balikin ke Developernya, mengingat secara aplikasi kini sudah mampu dijalankan di Note 3 yang saya miliki.

Rasanya satu Gadget itu sudah pas. Dan kalopun mendesak, ada tambahan Modem Connex M1 rasanya lebih dari cukup. Buat jaga-jaga saat kekurangan sinyal jaringan internet, atau kekurangan daya baterai mengingat modem tipe ini punya fungsi tambahannya juga.

Duuuhhh… Kebanyakan Gadget kok malah bingung ya ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.