Pesawat masih berada di ketinggian menuju Jakarta, tapi rasa kangen ini sudah mulai menyerang jiwa.
Kangen pada ketiga putri kecilku. Kangen pada keluh kesah istriku.
Sementara satu dua film yang kutonton pada layar sandaran kursi pesawat, tak mampu lupakan semua senyum manis yang ada.
Ah, aku kangen rumah…
Secara pribadi, aku memang tak menginginkan perjalanan ini…
Saat saat seperti ini, jadi mengingatkanku pada persoalan keluarga yang ada. Dari rencana perceraian seorang kawan, atau konflik rumah tangga kerabat yang kini berujung pada pisah ranjang bahkan pisah rumah. Sementara anak anak mereka jadi terlupakan.
Masih syukur, istriku hanya bisa melampiaskan kemarahannya akibat kelakuanku yang belum juga mampu menampakkan kedewasaan seorang Kepala Keluarga. Aku amini kali ini.
Aku hanya pintar di dunia kerjaku. Tapi di rumah ? Aku belum mampu memberikan kenyamanan berpikir dan bersikap bagi semua anggota keluarga yang ada dalam hidupku. Aku Egois. dan Malas.
Barisan awan tampak jauh ada dibawah pesawat. Cuaca lagi cerah hari ini.
Kemarin, istri masih sempat curhat. Menodong waktuku untuk bisa bicara lebih serius. Sepertinya aku paham yang ia inginkan. Termasuk soal rasa letihku pasca pulang kerja atau kembali dari bepergian. Seenaknya. Lantaran sok tahu inilah yang membuatku masih menunda harapan itu. Sama seperti undangan rekan kerjaku, pak Wayan Adi di Bappeda, yang meminta waktu untuk membahas usulan jalan lingkungan tahun depan. Namun karena mood belum jua datang, hingga kini aku belum mau hadir di ruangan itu. Egois bukan ?
Dan terkadang aku merasa penat dan jenuh dengan pekerjaan dan rutinitasku selama dua tahun ini. Banyaknya tekanan dan permintaan, tak diimbangi dengan waktu dan kewenangan untuk menyelesaikannya, membuat hari hari kerja yang ada cenderung membosankan. Entah apakah semua staf yang ada di ruangan itu merasakan hal yang sama atau tidak. Jadi bisa dikatakan, secara sudut pandangku sebagai pegawai, perjalanan ini memang kuharapkan kehadirannya untuk berlibur, menjauhi semua beban dalam tiga hari kedepan.
Seorang anak laki laki tampak senang dipandu pramugari di lorong pesawat. Apa kabarnya putri putri kecilku yang lucu hari ini ?
Tiga penumpang lain yang ada di deretan bangku nomor 35 ini, masih tampak nikmat dalam tidur lelapnya. Sementara aku, masih bingung mau apa setibanya di tujuan.
Comments
Post a Comment