Skip to main content

Tentang Dokter Wayan Sudana

Tumben saya diserang batuk dan flu parah, padahal biasanya begitu gejala datang langsung dihantam Kangen Water. Tapi kali ini gak mempan lagi rupanya.
Terpaksa kalo gini urusannya, harus mencari dokter senior pujaan saya, Wayan Sudana di jalan Meduri. Kira-kira masih praktek gak yah ?

Sakit yang Beliau derita mungkin sudah cukup parah. Tubuhnya yang dahulu tambun, kini sudah jauh lebih kurus.
Baju kemeja bergaris tipis dan celana panjang hitamnya tampak longgar dan besar. Wajahnya pun tak segarang dahulu yang saya kenal.
Setahun lebih sudah saya tak pernah bersua Beliau. Padahal jika dahulu sedikit saja diserang batuk dan pilek, tangan dokter selalu ampuh mengobati.

Sebenarnya saya kasihan melihat Beliau. Reaksinya sangat lambat untuk ukuran dokter yang masih aktif praktek, namun kelihatannya sakit yang mendera masih dipaksakan demi melayani pasien. Dan kini, si pasien pun kelihatannya jauh lebih aktif menyorongkan anggota badannya untuk diperiksa satu persatu. Mulut, kedua telinga dan dada juga denyut nadi. Bahkan stetoskopnya pun tidak ditempatkan di posisi yang benar.
Jika saja sugesti akan keampuhan obat dan penanganan Beliau tidak merasuki pikiran terlalu dalam, mungkin saya tak akan mau mengganggu waktu istirahatnya sabtu pagi kemarin.

Saya mengenal dokter Wayan Sudana ini sudah lama. Sejak kecil. Sejak Beliau masih praktek di Apotek Anugerah jalan Patimura.
Dokter spesialis THT ini menjadi langganan apabila kami mengalami sakit ringan hingga yang berkaitan dengan anggota tubuh yang menjadi spesialis Beliau. Telinga Hidung dan Tenggorokan. Batuk dan Pilek tentu pilihan utamanya.

Pernah sekali waktu telinga saya merasa berdengung, tak nyaman selama berhari-berhari. Saat ditangani, ternyata Beliau menemukan kapas yang digulung kecil, membusuk di dalam telinga. Mungkin lipatan cotton buds yang tertinggal didalam menyebabkannya demikian.

Pernah juga dalam durasi satu minggu, saya terpaksa berobat dua kali. Tepatnya sebelum Ujian Akhir Skripsi dan setelahnya. Mungkin karena tegang, panas badan menyerang saya beruntun. Tapi beruntung saat ujian berlangsung, saya bisa fit menjalaninya. Apalagi kalo bukan atas jasa Beliau.

Bapak, menemukan sakit Diabetesnya pula atas jasa Beliau. Yang menganjurkan test darah sesaat setelah menjalani pemeriksaan rutin tahun 2003 lalu. Dan entah berapa kali saya, istri dan anak pertama, memanfaatkan jasa Beliau saat mengalami penurunan kondisi.
Tentu saja Beliau sangat berjasa.

Saya masih ingat, sekali waktu rekan sesama blogger Bali mengeluhkan soal minim bicaranya Beliau saat melakukan pemeriksaan. Ini memang ciri khasnya. Pelit bicara.
Namun ketika usianya makin senja, ia tak segan tertawa ketika kami berobat padanya. Mencandai putri kami, bahkan mentraktir makan siang di satu tempat makan dekat kantor saya terdahulu.

Kini disela geraknya yang melambat, Beliau masih mampu dan berusaha mengingatkan saya akan kalimat yang biasanya akan disampaikan setelah kantong obat diberikan.

‘Minum obat sampai habis, jangan konsumsi yang dingin, kancang ndak boleh, gorengan juga ndak boleh’

Meski kalimatnya terputus putus dan lemah, namun saya yakin setia pasien langganan Beliau, pasti paham maksudnya.

Pagi ini, hari kedua saya mengkonsumsi Obat yang Beliau berikan. Empat macam yang sudah dikemas rapi, lengkap dengan tulisan dosis dan tersimpan rapi dalam laci mejanya. Kelihatannya semua sakit yang dikeluhkan punya jenis obat yang sama. Mungkin jika Beliau masih mampu membedakan, salah satu diantaranya akan ditukar. Meski demikian, efeknya sudah sangat terasa. Batuk yang sempat menyakitkan dada saat dikeluarkan, kini tak lagi ada. Hanya menyisakan pilek dan ingus yang masih meler hingga kini. Hal biasa yang saya yakin akan sembuh saat obat ini habis nanti.

Dokter Wayan Sudana, tentu kenangan ini akan selalu kami ingat. Namun jika melihat kondisi Beliau seperti yang ada saat ini, mungkin sudah saatnya kami mencari alternatif dokter THT lainnya, dan memberikan kesempatan pada Beliau untuk istirahat dan menikmati masa pensiunnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.