Jika saja kondisinya sudah jauh lebih baik Nak, mungkin Bapak takkan sesedih ini duduk sendirian di emperan selasar sebelah sal Cempaka ruang keempat. Karena bagaimanapun juga kasarnya temperamen Bapakmu, tetap saja ada rasa kangen untuk sekedar melihat wajah cantikmu semingguan ini.
Jika saja aku diberi kesempatan untuk bertemu Nak, mungkin kan kuberi pelukan hangat dan sayang sebagaimana yang sering kuberikan pada dua kakakmu saat kurindu pada wajah anak-anakku.
Jadi biarlah malam ini kulewati sejenak waktuku untuk memandangi kaca jendela buram yang menjagamu agar tetap hangat berada didalamnya.
Jika boleh kuhitung Nak, ini sudah hari keduapuluhtiga kamu lahir, namun sampai hari inipun aku belum pernah bisa menggendong dan menciummu dengan segala cinta kasih yang kupunya. Jadi wajarlah jika aku hanya bisa diam disini sambil berharap kelak kau kan membuka mata, menyadari kehadiran Bapakmu ada disisimu selalu.
Infeksi yang menyerangmu sejak dalam kandungan itu kelihatannya membuatmu jauh lebih menderita dari apa yang pernah kami bayangkan Nak, namun kami pun tak pernah berharap itu terjadi padamu, putri cantikku. Jadi, jika saja aku bisa menyembuhkanmu dengan kedua tanganku tentu sudah kulakukan sejak dahulu sehingga takkan sampai menyakitimu Nak.
Dan takkan pernah, tidak akan pernah terlintas, terbayang bahkan tersirat dalam pikiranku untuk meninggalkanmu sendirian dalam ruangan ini jika saja aku diijinkan untuk menjaga tidurmu Nak, seperti yang pernah kulakukan untuk ibu dan kedua kakakmu.
Jadi jangan pernah bersedih hanya karena kamu tak pernah melihatku disini, disisi tempatmu dirawat, begitupun sentuhan, senyum, belaiku, dan nyanyian serta doaku. Karena aku kan selalu mengingatmu dalam semua tindakanku.
7.40 PM, masih di emperan selasar selatan sal Cempaka, Rumah Sakit Sanglah
Comments
Post a Comment