Sedikit demi sedikit rejeki yang telah kami kumpulkan sejak awal pernikahan, diberikan untuk pengobatan Ara, putri ketiga kami. Biaya perawatannya cukup tinggi untuk pegawai ukuran kami. Hingga malam ini, total yang harus kami bayarkan mencapai 30 juta rupiah. Dan bisa jadi kedepannya bakalan lebih banyak lagi yang dibutuhkan.
Tapi bukan soal biaya yang menjadi keluhan cerita kali ini. Karena kami yakin, baik Ara, Intan maupun Mirah, tiga putri kami yang cantik ini, masing-masing sudah membawa Rejekinya sendiri untuk disimpan orang tuanya. Hanya saja saya merasa sangat bersyukur ketika Rejeki itu tetap kami upayakan simpan hingga hari ini. Sehingga bisa dimanfaatkan secara optimal saat kami butuhkan.
Tapi ada dua pola yang menjadi pikiran saya selama ini soal rejeki.
Pertama bahwa Rejeki itu sudah dipersiapkan atau diberikan lebih dulu oleh-Nya melalui anak-anak kita, dan saat dibutuhkan, akan ada pemanfaatannya sehingga kita bisa sedikit lebih ringan dalam menghadapi cobaannya, minimal tidak lagi memikirkan soal biaya. Atau istilah ekstreemnya, akan ada penghabisannya entah melalui jalur yang mana. Bisa hura-hura, sakit ataupun gaya hidup.
Kedua bahwa Rejeki itu akan datang ketika kita membutuhkannya. Awalnya kita akan kebingungan, diberi pertanyaan berapa yang akan dihabiskan, berapa kebutuhan total dan lainnya. Tapi kelak Tuhan akan memberikannya sesuai dengan jumlah yang kita butuhkan dengan beragam cara pula.
Terserah kalian mempercayainya yang mana yang benar.
Sedangkan bagi saya, dua duanya benar. Sehingga sekali lagi, sangat bersyukur saya diberikan rejeki di awal untuk dimanfaatkan bagi mereka kembali. Sedangkan hura-hura dan gaya hidup, rasanya memang belum sempat kami cicipi hingga hari ini.
Akan tetapi tingginya biaya juga tak lepas dari Ego yang saya tanamkan sejak awal. Bahwa pikiran ekstreem saya rupanya sudah mengakar ketika mendapati bahwa ada perbedaan perilaku atau pengambilan tindakan antara pemanfaatan biaya melalui Asuransi Kesehatan atau yang kini disebut dengan istilah BPJS dengan masuk melalui Jalur Umum. Bahwa kami kemudian memilih jalan kedua, untuk mendapatkan pelayanan terbaik bagi anak kami kelak. Mengingat jalur asuransi swasta, tidak mengcover kebutuhan ini.
Jadi ya, ini sudah menjadi Resiko kami kemudian. Bahwa kami sudah bertekad memberikan perawatan dan pengobatan yang terbaik bagi putri kami ini. Tinggal doa dan harapan yang menggebu untuk kesembuhan bagi Ara, Mutiara ketiga keluarga kami.
Comments
Post a Comment