Saat kusentuh kulitnya yang halus dengan tangan kasarku, ia sempat membuka matanya lalu tidur kembali. Jemarinya yang dahulu tampak keriput, kini sudah sedikit lebih baik kondisinya. Tangisan terakhir yang kudengar sudah sekitar dua hari lalu, tepatnya saat kami mulai menapak jalur pengobatan secara niskala. Kini ia lebih banyak kulihat tidur dalam ketenangannya. Tak tampak lagi ada rasa sakit disitu. Siku kanannya masih lebam, mungkin akibat suntikan transfusi yang diberikan terakhir. Oksigen yang diberikan lewat selangnya pun sudah mulai dikurangi. Kata Dokter Dharma, dokter spesialis anak yang merawatnya, kondisi Gek Ara sudah mulai stabil. Jika sampai malam ini kondisinya tetap tanpa pembengkakan lagi, kemungkinan puasanya akan berakhir, dan besok ia sudah diperbolehkan untuk mimik susu. Sehat ya Cantik… Baik baik ya Sayang… Jangan segan untuk menangis jika kangen pada kami, karena kami pun selalu menangis saat kangen padamu… Malam Minggu ini memang jadi Kelabu. Ini kali kedua kami...