Skip to main content

Amor ing Acintya Pakman Panji

Waktu menunjukkan pukul 00.05 saat jendela kamar kami diketok dengan keras oleh Mek Luh Kerti, istri dari almarhum paman. Pikiran saya sontak teringat pada Dede Mahendra Sila. Biasanya sang ibu akan langsung meminta pertolongan saya saat malam atau dini hari ketika sesak melanda sang anak. Tapi ternyata kabar kali ini berbeda.

Saya sempat terhenyak sejenak saat bangun dari tidur, sampai-sampai Istri mengingatkan kembali untuk segera membuka pintu teras. ‘Pakman Panji meninggal.’ Kata Mek Luh sambil kebingungan.

Sebenarnya kami hanya tau nama panggilannya, sedangkan nama I Nyoman Pariatna mungkin hanya saudara terdekatnya saja yang tahu. Lahir 49 tahun lalu memiliki dua putra dan dua putri dari satu istri serta telah memiliki satu cucu yang cantik dan nakal. Tanpa ada keluhan berat sebelumnya, akhirnya ia menyerah pada usia hari Minggu Malam lalu.

Sesaat setelah kabar itu disampaikan, saya segera membangunkan Ibu, istri yang tadinya sempat memejamkan mata kembali, dan Bapak sambil mengingatkannya untuk beristirahat dulu. Biarlah saya yang mewakili dari keluarga ini.

Saya pribadi kurang mengenal dekat sosok Pakman Panji ini mengingat secara usia, kami terpaut cukup jauh. Dua belas tahun. Yang saya tahu sangat terbatas. Hanya ketika kami mulai berdiskusi tentang hal yang sama. Konstruksi. Ia seorang yang tekun dalam bekerja dan belajar. Kalau tidak salah kini ia sudah meninggalkan meja dan mesin gambar, digantikan dengan aplikasi AutoCad untuk menyelesaikan rancangan bangunan yang ia tangani. Patut diapresiasi mengingat usianya yang sudah hampir menginjak kepala 5.

Kami sebetulnya masih berhutang satu pekerjaan sesuai rembug kecil yang dilakukan dua minggu sebelum hari raya Galungan beberapa waktu lalu. Kami diminta menjadi tim konstruksi untuk kegiatan renovasi Bale Kulkul yang ada di Pura Ibu Tonja dimana saya telah menyelesaikan gambar rencana dalam wujud global, lalu Pakman akan menghitung penghabisan bahan dan perkiraan biayanya. Belum lagi selesai, Pakman Panji ternyata memiliki jalan yang lain. Maka kini kembali menjadi tugas saya selanjutnya.

Mayat baru tiba sekitar pukul 01 dini hari. Tangis histeris dari keluarga yang ditinggalkan mengingatkanku kembali pada kisah dua tahun lalu, saat kakak berpulang. Jadi sedikitnya paham dengan apa yang dirasa mereka saat itu.

Tubuhnya yang tinggi dan besar, sudah mulai terasa dingin dalam balutan baju kaos berwarna gelap, juga celana jeans yang dengan terpaksa kami potong sesaat sebelum ia kami mandikan.
Hanya dalam hitungan jam ia pergi meninggalkan semuanya. Lantaran sesak dan tekanan darah yang drop terlalu jauh, tampaknya jantung yang kena duluan. Tak ada yang direpotkan untuk merawat, bathin kami.

Memerlukan waktu seminggu tepat untuk bisa melaksanakan upacara Pengabenan. Dan hari ini ia pun hangus terbakar bersama semua bekal dan doa.

Selamat tinggal Pakman Panji, baik baik disana. Jangan lupa untuk menjaga semua keluarga dari hal hal yang kurang berkenan bagi kami.

Amor ring Acintya

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.