Ah… akhirnya tiba juga jadwal keberangkatan pesawat Garuda Indonesia yang kutunggu-tunggu sejak pukul 12 siang tadi. Waktu yang panjang dan melelahkan, mengingat gag banyak aktifitas yang bisa dilakukan. Tidur misalkan.
dan ketika sudah berada di ruang tunggu Gate A3 Bandara Hang Nadim Batam dengan waktu kurang lebih 1,5 jam kedepan, rasanya sih gag masalah lagi. Terpenting malam ini, kita pulang. Meskipun perkiraan destinasi sampai di Kota Denpasar, pukul 01.00 dini hari. Jalani saja…
Bersyukur selama di Batam, saya melalui banyak kemudahan ketika beraktifitas. Bertemu dengan seorang senior dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar, Bapak Agus Sudarmo, pula seorang kawan lama yang tidak saya kenal sebelumnya lantaran saking kupernya waktu itu, Ibu Dayu Trisuci, Kepala Seksi Permukiman dari dinas yang sama, berasal dari satu almamater, anak Teknik Udayana angkatan 95 yang biasa-biasa saja *uhuk* jadi bisa melewatkan waktu yang akhirnya berjalan sedemikian cepatnya.
Perkenalan ini membawa kami pada cerita keluh kesah yang sama, yaitu terkait pemerasan dari media abal-abal, yang notabene hingga hari ini kasus kami, masih harus diproses oleh pihak aparat setempat. Semoga nanti Tuhan menunjukkan jalan-NYA bagi kami agar bisa memutarbalikkan rencana jahat ini. Semoga yah…
Kemudahan lainnya ya tentu saja aktifitas yang dilakoni di luar jam pertemuan, rasanya sih gag banyak hambatan mengingat secara budaya, kami masih berada dalam satu wilayah meski belakangan baru sadar jika pak Agus, kawan sekamar saya ini merupakan semeton Muslim yang berasal dari Banjar Ulun Uma Desa Gulingan Kecamatan Mengwi. Lokasi yang familiar tentu saja.
Bersyukur, memang hal mutlak yang selalu saya tanamkan pada diri setiap kali menghadapi kesulitan. Setidaknya saya akan sedikit terhibur akan keadaan atau kondisi yang mendesak, tidak tertekan atau kebingungan yang berlebih saat menghadapinya. Seperti halnya masa menunggu tadi yang sejak siang hari dilakoni.
Pula untuk pak Djefri yang rupanya masih berstatus seorang staf, dan kehadirannya di Kota Batam ini dalam rangka mewakilkan Kasatkernya, yang berhalangan hadir. Obrolan yang meski berdurasi terbatas, namun secara manfaat minimal bisa melewatkan masa menunggu yang bisa saja membosankan tadinya. Thanks a lot pak…
Terakhir, bersyukurnya ya karena hingga hari ini, saya masih dikaruniai kesehatan yang baik dari Beliau diatas sana, padahal sehari sebelum keberangkatan, flu sempat menyerang, demikian halnya dengan panas dalam, dan jerawat yang menyakitkan. Pula gigi kanan atas yang terasa senut senut pun harus dihantam Puyer Bintang Toedjoe malam itu juga. dan ternyata Semua sirna saat beraktfitas disini. Jadi bisa sedikit fokus menjalaninya.
Pun untuk Istri yang senantiasa menemani telpon dan whatsappku selama berada jauh, yang dengan tabahnya menjaga anak-anak, semoga nanti bisa mendatangkan kebaikan untuk calon si kecil ya Bu…
Yah, waktu keberangkatan kami menuju Jakarta pun makin mendekati. Jadi yah lewat tulisan terakhir ini, saya sampaikan Selamat Tinggal Kota Batam. Senang bisa bermalam dan menikmati suasanamu. Semoga kelak kami bisa berkunjung lagi, bersama Keluarga tentu saja. Doakan yah…
Comments
Post a Comment