Skip to main content

Pulang...

Gag biasanya hari ini semangat tiba tiba menurun… capek… pikiran, fisik, juga mood. Padahal gag banyak aktifitas yang dilakukan seharian tadi. Hanya olah raga pagi, dan belajar.

Mungkin karena tugas RPP yang kini sudah semakin terlihat kesulitannya. Baik secara pemahaman alur berpikir, dan juga secara isi materi yang antar satu kelompok dengan kelompok lainnya, berbeda persepsi. Padahal sejak awal sudah berusaha menyeragamkan bentuk dan format, agar bisa satu bahasa. Tapi kehendak mengatakan lain.

Entah kenapa juga wajah kawan kawan sejak pagi tadi rata-rata terlihat lesu. Beberapa bahkan mengeluh lelah dan memilih untuk tidak terlalu aktif selama jam pembelajaran. Praktis, suasananya pun jadi semakin suram.

Apa ada kaitannya dengan penutupan Dolly yah ? atau beredarnya transkrip abal-abal antara bu Megawati dengan Jaksa Agung ? atau bisa juga gara-gara Piala Dunia yang kini sudah mulai kelihatan mana yang dipaksa pulang kampung… tapi yang jauh lebih masuk akal ya soal RPP tadi.

Sebenarnya sih besok kami ada jadwal bimbingan dengan Coach (istilah di sesi Diklat PIM) bpk. Made Sedana Yoga, satu senior saya saat belajar ke-LPSE-an dulu di Provinsi Bali, berhubung Beliaunya ada jam mengajar seharian. Tapi apa lacur, hingga malam inipun yang namanya mood, sudah lari jauh ke alam tidur. Parahnya ya kemarin itu, rencananya lanjut ngerjain RPP, laptop udah kebuka, camilan udah sedia… eh mata gag bisa ngalahin kantuk, ya tidurlah sampe pagi. Alamak…

Nah berhubung tadi itu gedung infonya musti disterilkan dari semua benda dan makhluk hidup berbau Diklat PIM, berhubung Pak Gubernur akan hadir di Balai, entah berkaitan dengan kampanye Capres nomor 1 (karena di seputaran lokasi sudah banyak bertebaran spanduk dukungan), atau membahas rencana demo part II aksi #BatalkanPerpres51th2014 , maka jadilah beberapa kawan akhirnya memutuskan untuk pulang. Demikian halnya saya.

Sempat bimbang juga awalnya, mengingat dirumah saya belum tentu bisa fokus untuk melanjutkan tugas RPP. Apalagi Intan putri kedua kami rewelnya minta ampun akhir-akhir ini, mungkin karena jarang melihat dan dimanja Bapaknya. Tapi ya sudahlah… ketimbang nasib juga gag begitu jelas malam ini, keputusan bulat pun diambil.

Pulang…

dan aku pun akan merindukan kalian semua…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.