Skip to main content

Perpanjangan SIM lewat #simkeliling

Iseng memperpanjang ijin mengemudi SIM C lewat #simkeliling Polres Badung yang hari ini mangkal di Lapangan Perumahan Dalung Permai.

Awalnya sih berharap bahwa pengajuan melalui #simkeliling bisa lebih cepat… tapi apa daya yang antre sudah 30-an pemohon. Ya tanggung… kepalang basah…

Untuk kontak #simkeliling bisa hunting di nomor 081934363494 dengan jadwal :
– Senin di depan SPBU Sempidi,
– Selasa di Jembatan Sibang Darmasaba,
– Rabu di jalan Raya Marlboro Barat,
– Kamis di sebelah timur Tiara Gatsu dan…
– Jumat (ya) Lapangan Perumahan Dalung Permai.
Walaupun #simkeliling ini dari Polres Badung, namun lingkup layanan yang saya tahu sih mencakup Kota Denpasar juga.

Sayangnya, meski sudah berada di lokasi sekitar pk.8.00, hingga lewat 45 menit #simkeliling belum juga berOperasi. Infonya masih menunggu kedatangan satu petugas lagi dan menunggu agar mesin pembuat #simkeliling siap digunakan. *masih dipanaskan

Dibandingkan dengan Proses yang dilakukan di Poltabes jalan Gunung Sanghyang, saya yakin disitu bisa jauh lebih cepat proses dan waktunya (lihat di tulisan saya terdahulu). Hanya dengan pola yang dilakukan #simkeliling bisa jemput bola tanpa jauh bagi pemohon untuk mencapai akses ke Poltabes.

Persyaratan registrasi #simkeliling hanya membutuhkan fotokopi KTP/Kipem dan SIM yang akan diperpanjang, sebanyak 2 lembar, yg kalau pemohon belum menyiapkannya, di dekat mobil #simkeliling ada Ibu Agung yang siap membantu dengan biaya 5rb utk fotokopi 2 lembar tsb *uhuk

Proses selanjutnya, pemohon tinggal menunggu giliran panggilan via TOA, membuka alas kaki dan masuk ke unit #simkeliling utk menyelesaikan proses. Nilai yang dibayarkan untuk satu SIM C kalo gag salah ingat sekitar 160ribu sedang SIM A mencapai 180ribu. Tadi kebetulan ada salah satu pemohon yang mengajukan dua-duanya.

Untuk satu orang pemohon #simkeliling sepertinya perlu waktu sekitar 15-20 menitan dari masuk unit hingga SIM selesai. Jadi kira-kira dapetnya ya… tinggal dikalikan jumlah antreannya saja.

Untuk menunggu panggilan #simkeliling pemohon diberikan satu tempat duduk panjang dengan kapasitas 5 orang dan lainnya berada di sekeliling unit. Jikapun pemohon mau jauh-jauh dari unit #simkeliling sepertinya sih gag disarankan karena suara TOA kalah jauh dengan mesin Diesel yang ada disebelah unit.

Pemohon #simkeliling sudah mencapai antrean 50-an orang ,saudara-saudara… saya dapatnya kapan yah… *asyik twitteran

Akhirnya setelah menunggu sekitar 1,5 jam di sekitar area #simkeliling panggilan itu datang dan SIM C selesai hanya dalam hitungan menit. Sedikit Lebih cepat dari yang terpantau sejak tadi. Itupun dengan hasil foto yang mirip dengan pengaturan Econo Fast pada printer-printer jadul, jadi ada beberapa garis putih yang tampak dengan jelas.

Ruangan atau lebih tepat jika disebut bilik pembuatan #simkeliling benar-benar memanfaatkan betul space kosong yang ada dalam kendaraan. Setidaknya cukup untuk 4 (empat) orang disela meja dan peralatan #simkeliling.

Satu orang di belakang pak sopir mengerjakan form administrasi pemohon, satu orang berada di sebelah pintu masuk menghadap lubang sebagai loket penerimaan dan panggilan, satu orang lagi berada di sisi seberang bagian belakang menghadap komputer yang dikelilingi dengan alat pembuatan #simkeliling. Lengkap dengan mesin cetak cadangan yang dapat digunakan apabila alat lainnya sudah mengalami overheat demi mencegah kerusakan. Sedang orang keempat yaitu pemohon sendiri, berada di tengah-tengahnya. Duduk sambil difoto, sambil ditanya-tanya identitas dan melakukan pembayaran sekaligus. Sangat efisien.

Pelayanan jasa #simkeliling ini memang ramai diminati masyarakat, terbukti dari jadwal mangkal keliling mereka, lumayan banyak yang meng-antre sejak pagi kedatangan hingga selesai sore harinya. Hanya saja, lingkup wilayah yang dilayani memang harus ditambah, tentu dengan memperbanyak armada dan personil yang terlibat. Utamanya yang berada di pinggiran dan luar kota.

Terakhir, satu sisi positif tambahan yang bisa disampaikan untuk pelayanan jasa #simkeliling jika dibandingkan dengan pelayanan di Poltabes adalah… Tanpa Calo.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,