Skip to main content

Samsung Galaxy Note 3

Bagi kalian pengguna serta penggila perangkat Android, saya yakin ada rasa keinginan yang menggebu untuk bisa memiliki serta menjajal kemampuan barisan ponsel kategori flagship yang dirilis secara resmi oleh para vendor kenamaan, dan bersyukur bahwa salah satunya kini hadir di meja saya untuk dikulik lebih jauh.

Samsung Galaxy Note 3.

Perangkat ini sebenarnya hadir dalam dua varian warna, putih dan hitam. Namun belakangan pasca Valentine lalu, ada beberapa warna dan corak cover tambahan yang ditawarkan yang sayangnya masih sulit ditemukan di pasaran.

Mengambil form Galaxy Note seri pertama, wajah Note generasi ketiga ini jadi berkesan lebih elegan ketimbang pendahulunya. Dan meskipun masih mempertahankan bahan material plastik khas model seluruh perangkat Galaxy series, finishing bagian belakang yang nyaris menyajikan kesan kulit lengkap dengan jahitan yang ternyata hanyalah cetakan belaka, bolehlah diapresiasi pengguna. Dan desain ini tetap diadopsi oleh case pengganti alternatif yang bukan buatan Samsung original.

Secara spek, Galaxy Note 3 dibekali prosesor jenis Quad Core atau empat inti yang digandakan dalam kecepatan yang berbeda. Artinya ada delapan inti yang siap digunakan, namun untuk penggunaan standar sehari-hari, secara otomatis hanya memanfaatkan salah satunya untuk penghematan daya dan resources lainnya. Prosesor tambahan hanya akan aktif dan berjalan apabila aktifitas multitasking dilakukan. Jadi untuk pengujian kecepatan, secara visual begitu rasanya sulit dilakukan terkecuali menggunakan aplikasi benchmarking seperti Antutu misalkan.

Tapi dengan jenis prosesor yang berukuran raksasa bagi sebuah perangkat ponsel ditambah dukungan 3 GB RAM, percayakan kalian jika lag masih tetap muncul saat perangkat digunakan untuk beraktifitas ?

Yup, sayapun mengalaminya. Beberapa kali ponsel terasa lambat dalam menerima respon sentuhan, dan mengakibatkan beberapa aplikasi ditutup secara paksa. Apa yang menyebabkannya demikian ?

Rupanya anggapan saya selama ini, salah. Bahwa standar minimal perangkat Android itu mengadopsi besaran RAM 1 GB. Buktinya ya Galaxy Note 3 ini. Padahal sudah menggapai 3 GB RAM, apa daya yang tersisa hanyalah kisaran 750 MB hingga 1,2 GB (kondisi ponsel kosong tanpa aplikasi). Heran ? Tentu saja. Dan rupanya penggunaan RAM begitu tinggi dipicu oleh banyaknya fitur atau aplikasi tambahan yang disuntikkan kedalam perangkat dalam kondisi default oleh vendor. Meskipun sebenarnya belum tentu fitur atau aplikasi tambahan ini dibutuhkan atau dapat berguna bagi pemilik ponsel. Misalkan saja NFC, Smart Stay, Air Gesture, Air View dan lainnya. Seberapa sering sih kita akan memanfaatkan semua fitur ini dalam aktifitas harian ? Apakah benar-benar merupakan satu kebutuhan atau hanyalah ajang pamer teknologi atau yang disebut terlalu banyak gimmick oleh banyak pihak ? Tentu kalian sendiri yang akan tahu itu.

Namun jika itu ditanyakan pada saya, jawabannya tentu saja belum terlalu perlu saat ini.

Lantas fitur apa saja yang kemudian bisa dianggap asyik untuk dijajal pada perangkat Samsung Galaxy Note 3 ini ? Simak di tulisan selanjutnya yah…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,