Gag sadar rupanya sudah sebulan saya berada di seksi Permukiman Dinas Cipta Karya, tepatnya sejak 29 April lalu resminya. Yang bikin gag nyadar tentu saja faktor kesibukan, entah yang berkaitan dengan aktifitas pribadi (prosesi pengabenan kakak almarhum dan otonan 6 bulanannya Intan putri kedua kami) atau yang memang bersifat rutinitas kantor.
Jam kerja yang berlangsung selama 5 hari dalam seminggunya jadi berjalan dengan cepat, dan seperti biasa, akhir pekan hari Sabtu dan Minggu benar-benar saya nantikan kehadirannya.
Selama satu bulan pertama berada di Seksi Permukiman Dinas Bina Marga tentu ada banyak pengalaman yang saya dapatkan, namun diantara semua itu hanya sedikit yang memiliki kesan mendalam mengingat ini adalah hal pertama yang barangkali kelak akan mengubah jalan hidup saya nantinya.
Politis. Ya, bekerja di ruangan ini nuansa dan kepentingan politis jadi lebih banyak dirasakan, mengingat objek pekerjaan yang dilakoni memang mengarah kepada kegiatan yang biasanya dijadikan bahan kampanye baik tingkat legislatif maupun eksekutif. Utamanya ya pemavingan atau pengaspalan gang atau jalan lingkungan.
Jika dahulu saat berada di Dinas Bina Marga dan Pengairan, unsur tekanan jauh lebih sedikit dirasakan mengingat faktor standar pekerjaan yang memang ada batasannya, tidak demikian halnya dengan disini. Terpantau beberapa anggota Dewan yang jujur saja baru kali ini saya kenal, jadi lebih sering bertemu dan menghubungi via telepon untuk menuntut terealisasinya pekerjaan demi pekerjaan yang menyangkut gang dan jalan lingkungan atas klaim bahwa paket tersebut merupakan usulan yang ia lakukan di tahun sebelumnya. Tidak jarang kalimat yang mereka gunakan cenderung menekan psikologis kami, seperti yang pernah pula diceritakan oleh para pendahulu disitu, namun secara sudut pandang pribadi, semua baru bisa diakomodir apabila ada hitam diatas putihnya.
Tetap pada aturan. Setidaknya demikian hal yang saya terapkan sejak dulu, termasuk saat menempati posisi di Sekretaris LPSE. Sifat fleksibilitas dapat digunakan asal dengan landasan yang jelas. Minimal ya mengamankan posisi masing-masing dengan surat pernyataan resmi yang selalu kami minta setiap kali ada permintaan perubahan dalam skala besar. Berbeda halnya apabila terdapat penambahan lokasi apabila volume yang tersedia atau tersisa masih memungkinkan.
Namun dibandingkan dengan volume pekerjaan kami secara keseluruhan, barangkali apa yang disampaikan atau ditekankan oleh para anggota Dewan, malah bisa dikatakan tidak ada apa-apanya. Mengingat saat ini yang kami rasakan sudah mulai penuh sesak dimana belum lagi aktifitas dari dana PHR, Bansos, PNPM datang nantinya. Tentu selain menguras pikiran, pula tenaga dari sembilan plus dua staf yang ada mulai kewalahan dalam menangani dan menyelesaikan pekerjaan satu demi satu. Untuk itu pula pimpinan rupanya merasa perlu menambahkan beberapa kawan dari bidang dan seksi lain untuk membantu mengambil sedikit dari volume pekerjaan yang ada demi terselesaikannya tugas dan kewajiban di Dinas Cipta Karya.
Demi mempertahankan kesehatan, maka jadwal untuk mengikuti semua aktifitas tersebutpun pada akhirnya saya atur agar tidak terjadi lelah fisik dan pikiran karena diluar sana, masih banyak hal yang pula harus diselesaikan. Ada yang dilakoni hingga selesai, ada pula yang diwakilkan oleh tenaga teknis dan pimpinan lainnya. Bersyukur sebagian kecil rekan-rekan yang ada disini merupakan sahabat dan rekan kerja lama semasa di Bina Marga dan Pengairan dahulu.
Meski lokasi pekerjaan kini sudah berpindah ruangan dan dinas ke Cipta Karya, untuk sementara waktu beberapa tugas yang dahulu diemban saat masih berada di Bina Marga dan Pengairan, tetap berusaha untuk diselesaikan. Mengingat ketiadaan sumber daya yang mampu memahami lakon sejak awal, atau mungkin membutuhkan waktu belajar yang cukup banyak jika harus dipaksakan. hal ini merupakan satu kebijakan kecil dari pimpinan di skpd terdahulu yang meminta kesediaan saya untuk menyambi pekerjaan disela kesibukan sebagai Kasie Permukiman.
Repot juga sih sebenarnya, namun lantaran ini juga salah satu bagian dari hobby ya dijalani saja…
Sekelumit cerita selama sebulan berkisah di Permukiman, barangkali hanya satu yang dirasakan hilang saat berada disini. Rasa Kekeluargaan antar bidang atau ruangan yang tampaknya tiada jika dibandingkan dengan sebelumnya.
Disini saya tidak pernah menyaksikan satu dua pegawai dari bidang atau ruangan lain yang kebetulan lowong pekerjaannya, mampir dan bersenda gurau sejenak dan saling bertanya kabar. Entah apakah ini yang dinamakan profesionalitas dalam bekerja, atau malahan tiadanya rasa saling memiliki antara satu dan lainnya. Namun yang pasti disini kami lebih dipaksa untuk cenderung menikmati waktu dan jam kerja di meja dan ruang masing-masing.
Semoga saja saya salah menilai…
Comments
Post a Comment