Skip to main content

Menjadi Bagian dari Sistem

Kaget ? Tentu saja… Kaget setengah mati malah…

Sesaat setelah mendengar kabar dari Pak Gus Kompyang, kawan di Bagian Umum dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung, minggu malam 28 April 2013 lalu, di Bale Banjar Tainsiat, sesaat setelah Serah Terima jabatan *uhuk Komandan Regu VIII ke Danru yang baru, pikiran saya seakan blank lantaran tidak menyangka bakalan mendapat kabar secepat itu…

Oke, meski Golongan saya sudah memenuhi syarat (III/c), pun gelar S2 sudah dikantongi tahun 2010 lalu, tak sedikitpun hasrat dan ambisi saya terlintas dibenak untuk naik menjabat sebagai Eselon IV mengingat ketiadaan koneksi dan usaha yang saya lakukan untuk melobi tingkat pimpinan yang lebih tinggi.

Jabatan itu adalah sebuah Amanah…

Demikian hal yang saya tahu dari kalimat yang dilontarkan oleh banyak ulama negeri ini. Bisa jadi ada benarnya…
Karena ketika mendengar kabar mengejutkan ini, sontak banyak hal yang terpikirkan seolah bersiap menjadi beban baru. Entah hubungan dengan staf, atasan ataupun secara horisontal, jenis pekerjaan, banyaknya, lingkup dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya…

Tak lupa memikirkan pula nasib saya sebagai Sekretaris di LPSE Badung, mengingat salah satu warning yang diberikan oleh pimpinan disitu adalah, posisi akan dikeluarkan segera setelah menjabat. So ?

Bukan, bukan masalah posisi dan peluangnya yang saya pikirkan, namun besaran reward yang selama ini saya terima secara resmi sesuai Peraturan Bupati Badung. Dimana reward ini sangat diandalkan untuk menutupi kebutuhan akan besarnya Biaya Asuransi Kesehatan yang saya tanggung untuk keluarga. Jika kemudian tidak ada lagi pos yang bisa diharapkan, mau nyari dari mana ?

Lantaran ini yang pertama kali dan tidak terduga, praktis kualitas tidur yang saya dapatkan pun tidak senyenyak biasanya, meskipun sebelumnya ya tidak bisa dikatakan nyenyak :p hampir ada saja beban yang saya pikirkan saat beranjak tidur, termasuk kesulitan Login yang dialami oleh kawan”ULP dan Rekanan di SPSE milik LPSE Badung sejak hari Jumat kemarin.

Nyatanya kini saya memulai karir dari Kasie Permukiman di Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung. Sebuah tempat dimana bercokolnya pengajuan kegiatan fisik Jalan Lingkungan yang jumlahnya ratusan, plus pavingisasi dan PNPM yang rawan dikorupsi itu. *hasil telaah media Radar Bali setiap pagi

*fiuh…
*apapun yang terjadi, terjadilah…
Hanya berharap bahwa semua bisa berjalan dengan baik, tanpa satu hambatan yang menusuk dada…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.