Setelah mencoba beraktifitas lebih jauh menggunakan sistem operasi Windows 8 Consumer Preview di perangkat NoteBook HP ProBook 4320 milik kantor LPSE Badung sejak beberapa bulan lalu, sepertinya makin jatuh cinta dan keinginan untuk mencoba versi finalnya makin tak tertahankan. Maka itu sempat terbersit keinginan untuk mendapatkan versi resminya dengan membeli sendiri keping cd original di salah seorang kawan yang membuka jasa pemesanan online.
Belum lagi terwujud, kesempatan datang dari salah satu member di sebuah situs jual beli online yang menawarkan jasa instalasi Windows 8 Pro edition versi original dengan harga yang cukup lumayan. Maka setelah bernegosiasi waktu, pertengahan Desember lalu perangkat notebook yang saya gunakan ini secara resmi berpindah versi sistem operasi seperti apa yang diharapkan.
Berhubung sudah terbiasa dengan tampilan dan perubahan yang terjadi di versi sebelumnya, maka tidak banyak hal yang harus disesuaikan untuk tetap menjalankan aktifitas kerja seperti biasa. Namun entah mengapa saya merasa sistem operasi yang diinstalasi kali ini jauh lebih clean dari tampilan dan juga lebih cepat dari segi kinerja. Bisa jadi lantaran bawaan system operasinya, bisa juga lantaran aksi format hard disk yang dilakukan sebelum proses instalasi berlangsung, mengingat di kondisi sebelumnya terdapat 2 (dua) versi sistem operasi termasuk Windows 8 Consumer Preview yang saya dapatkan dari keping cd pcmedia.
Dibandingkan dengan sistem operasi Windows versi sebelumnya, 98, XP, Vista dan 7, banyak faktor yang membuat saya jatuh cinta dan tetap bertahan pada pilihan kali ini.
Pertama dari segi Start Menu yang menampilkan Live Tile yang dulu sempat disebut dengan istilah Metro oleh Microsoft. Tampilannya yang bersih dan bisa di kustomisasi membuat saya berusaha untuk menyajikan informasi akses secara cepat dan mudah dijangkau. Ini layaknya pemanfaatan HomeScreen pada layar tabletpc yang memang diatur sedemikian rupa agar tidak membingungkan penggunanya.
Kedua ada tampilan Windows Explorer-nya. Jika kawan sempat kebingungan saat menyesuaikan diri dengan wajah menu Microsoft Office versi 2007 keatas, demikian halnya kali ini. Namun setelah belajar untuk beradaptasi, inilah salah satu faktor penentu mengapa saya ngotot tetap menggunakan Windows 8. Semua akses terpampang rapi disisi atas halaman tanpa perlu masuk ke submenu dan lain sebagainya.
Ketiga tentu saja Applications Store yang meski secara jumlah belum sebanyak para kompetitornya namun beberapa games dan permainan anak dapat diakses secara gratis menambah betah putri kecil kami untuk belajar sambil bermain. Sedang dari segi kebutuhan pribadi tentu saja dicari yang menjadi kebutuhan terkait iNet seperti Skype, eMail, SkyDrive, ToolBox hingga utility lain dan tak lupa majalah Digital. Semua hadir tanpa perlu susah-susah mencarinya lewat Google.
Keempat kompabilitas. Memiliki banyak aplikasi pendukung di sistem operasi Windows versi sebelumnya, gag asyik kalo sama sekali tidak bisa digunakan kembali meski sudah ada Application Store. Apalagi jika semua aplikasi dan juga games terdahulu merupakan hasil perburuan bertahun-tahun yang dikompilasi berdasarkan fungsinya. Bersyukur Windows 8 mampu mengakomodir keinginan ini meski tidak semua. Maka bisa dikatakan tidak banyak perubahan yang terjadi terkait aktifitas keseharian dari penggunaan sistem operasi Windows versi sebelumnya ke versi terkini.
Kira-kira itu yang bisa saya gambarkan dari penggunaan sistem operasi Windows 8 Pro kali ini dan bagi kalian yang masih ragu untuk berMigrasi, ada baiknya hunting informasi terlebih dahulu ke forum online ataupun komunitas pengguna untuk mengetahui lebih jauh dukungan akan software ataupun hardware yang telah dimiliki saat ini, apakah bisa dijalankan atau tidak ? agar tidak menyesal di kemudian hari.
Comments
Post a Comment