Skip to main content

Tips Menggunakan Ponsel saat berkendara

Stop Calling While Driving.

Sudah saatnya kalimat tersebut disosialisasikan jauh lebih sering oleh semua pihak, baik kepolisian hingga operator seluler. Menelepon atau melakukan panggilan dan mengetik pesan saat berkendara, tidak dapat dibenarkan dari sudut pandang manapun. Apalagi kini sudah ada Peraturan yang mengatur soal larangan berponsel saat berkendara. Tepatnya pada Pasal 283 UU Nomor 22 Tahun 2009, didukung edaran Menkominfo Nomor 442/M.Kominfo/07/2012. ‘Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).’

Sayangnya, meski peraturan tersebut sudah diberlakukan, belum banyak pengendara terutama usia remaja yang tahu dan paham dengan isi serta sanksi yang mampu dikenakan saat melakukan pelanggaran tersebut. Padahal ancaman yang harus dihadapi bukan lagi soal cidera pengendara ataupun ponsel yang terjatuh dan terlindas, namun bisa jadi sudah menyangkut persoalan nyawa.

Sudah bukan pemandangan aneh lagi saat beberapa pengendara tertangkap basah saat melakukan panggilan dengan cara menempelkan ponsel disela helm dan pipi atau memegang kendali motor dan setir mobil dengan satu tangan sembari tangan lain melakukan aktifitas Texting. Apakah sudah sedemikian pentingnya aktifitas tersebut dibandingkan nyawa mereka atau orang lain? Karena ketika pengendara melakukan itu, minimal dibutuhkan konsentrasi untuk berkendara tanpa menabrak atau ditabrak, juga konsentrasi untuk menanggapi panggilan atau texting.

Jika memang iya, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, ada baiknya simak dahulu sedikit tips dari kami tentang bagaimana menggunakan ponsel saat berkendara.

  • Selalu gunakan Headset. Entah yang memanfaatkan fungsi wireless (tanpa kabel) ataupun yang dengan kabel. Pemanfaatan ini jauh lebih aman saat pengendara berada dalam posisi di tengah-tengah jalan raya, ketimbang memegang ponsel dengan satu tangan.
  • Menepilah jika memungkinkan. Melakukan panggilan ataupun texting jauh lebih aman saat kendaraan dalam posisi berhenti ketimbang konsentrasi harus dibagi dua.
  • Manfaatkan fitur Speed Dial. Apabila kondisi mendesak, lakukan pengaturan Speed Dial (Panggilan Cepat) melalui opsi Pengaturan Telepon. Biasanya ada 8 nomor yang bisa dimanfaatkan untuk disimpan dalam fitur Speed Dial. Masukkan beberapa nomor yang paling sering dihubungi dan simpan. Fitur ini sangat berguna, ketimbang pengendara membuka kunci layar ponsel, membuka Daftar Kontak, melakukan pencarian dan memanggil. Cukup tekan nomor yang telah diatur lebih lama, panggilan akan dilakukan secara otomatis.
  • Apabila Kawan berada dalam posisi terburu-buru, fitur Auto Sending Message saat panggilan tidak diambil, dapat diatur agar si penelepon bersedia menunggu panggilan setelah Kawan berada dalam posisi aman. Berikan sedikit pesan didalamnya bahwa Kawan sedang dalam kondisi berkendara.
  • Prioritas. Pilih yang terpenting dan abaikan yang lain. Kami yakin kawan mampu membedakan aktifitas mana yang harus diambil saat ponsel berdering ketika Kawan berada di jalur cepat, yang tentu saja akan berbeda saat Kawan berada dalam posisi berhenti lantaran macet.
  • Tidak ada salahnya apabila kita sebagai pengendara dapat berhati-hati dan lebih waspada dijalan raya. Lebih baik mengambil langkah aman ketimbang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

    Comments

    Postingan Lain

    Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

    Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

    Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

    Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

    Menantu Mertua dan Calon Mertua

    Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

    Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

    Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

    Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

    Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.