Skip to main content

Feature Phone, ponsel standar dalam arti sebenarnya

Jauh sebelum kemunculan berbagai sistem operasi yang kini menghiasi berbagai ponsel pintar, Feature Phone merupakan satu-satunya pilihan yang dapat digunakan oleh sekian juta pengguna di tanah air maupun dalam skala dunia.
Feature Phone merupakan sebuah perangkat mobile teknologi yang memang tidak dipersiapkan sebagai sebuah perangkat ponsel pintar. Artinya paling minim fungsi utama mobile phone sudah terpenuhi dan siap digunakan untuk bertelekomunikasi. Voice call dan sms.

Di era tahun 2000an awal, beberapa nama besar telah mendahului peruntungan dan menikmati lezatnya kue Feature Phone, yang saat itu hanya dapat dinikmati oleh kalangan terbatas. Minimal menengah ke atas. Tidak heran jika pada pemanfaatannya, beberapa pengguna kerap melakukan percakapan dengan nada yang sedikit lebih keras dengan tujuan agar didengar oleh orang disekitarnya.

Feature Phone yang dalam kemunculan awalnya diramaikan oleh nama-nama seperti Motorola, Ericsson atau Nokia, secara perlahan tenggelam seiring hadirnya perangkat pintar bernama PDA (Personal Digital Asisstant) dan media portable player yang diperkuat dengan penambahan sistem operasi untuk menambahkan sejumlah fungsi tertentu sesuai kebutuhan pengguna. Maka hadirlah Symbian, Windows Mobile (kini Windows Phone), iOS, BlackBerry dan tentu saja Android.

Salah satu ciri penting dari sebuah perangkat Feature Phone adalah harga yang terjangkau bagi kantong pengguna. Bisa dijual dengan harga minimum lantaran secara kemampuan bisa dikatakan sangatlah terbatas, meski di masa kini beberapa nama vendor lokal masih tetap menyuntikkan kemampuan multimedia standar seperti kamera, musik, video dan TV Analog.

Berbeda dengan tipikal ponsel pintar, bisa dikatakan teknologi yang disematkan pada Feature Phone dari sejak awal kemunculannya, hampir tidak mengalami kemajuan yang berarti. Selain disuntikkannya kemampuan multimedia standar tadi, beberapa kemampuan lain yang masih dapat dinikmati adalah fitur multi sim card, layar sentuh resitif dan beberapa permainan berbasis Java.

Di tengah serbuan ponsel Android, BlackBerry dan juga iPhone, Feature Phone nampaknya masih tetap mampu bertahan meski gaungnya tak terlalu terdengar. Namun keberadaannya masih tetap diminati sebagai alternatif ponsel kedua. Mengingat ponsel pintar yang ada saat ini kebanyakan memiliki keterbatasan daya tahan untuk digunakan bertelekomunikasi. Biasanya perilaku semacam ini digunakan bagi mereka yang memiliki dua nomor dengan frekuensi yang berbeda. GSM dan CDMA.

Meski begitu ada juga pengguna yang lebih menyukai Feature Phone ketimbang ponsel pintar lantaran kemudahan penggunaan. Kalangan ini biasanya datang dari pengguna yang tidak sempat lagi untuk belajar teknologi ponsel terkini dengan berbagai alasan dan kesibukan.

Melihat adanya celah dan peluang ini, vendor besar seperti Nokia tampaknya masih tetap mengandalkan segmen Feature Phone lewat Asha series untuk pangsa pasar low end atau pemula, yang secara harga jual lebih dapat dijangkau oleh pengguna. Malahan dalam kurun waktu dua tahun terakhir Asha lebih banyak diminati ketimbang Lumia series yang memang menyasar pasar ponsel pintar. Demikian halnya dengan nama besar Samsung yang kini lebih dikenal lewat Android Galaxy seriesnya.

Tak ketinggalan beberapa vendor lokal yang secara kontinyu merilis beberapa seri Feature Phone seperti K Touch, Tiphone, Cross, Elzio, Alcatel hingga Imo. Barisan ponsel lokal yang kami sebut terakhir ini beberapa diantaranya masih setia mengadopsi bentukan perangkat BlackBerry dengan keypad qwerty-nya atau layar sentuh yang lebih banyak ke bentukan iPhone minded. Sementara sisanya kembali ke fitrah awal, batangan dengan layar mini.

Untuk harga yang kami katakan terjangkau, rata-rata Feature Phone dijual di kisaran harga 500ribuan ke bawah. Dengan harga tersebut, beberapa fitur yang sempat kami sebutkan sebelumnya tadi sudah dapat dinikmati plus tambahan kartu memory card yang biasanya hadir dalam paket penjualan. Sementara yang dijual dengan harga sedikit lebih tinggi hingga angka 1 juta rupiah, biasanya ditawarkan dengan beberapa tambahan teknologi tertentu, diantaranya sound dan speaker stereo, tombol akses langsung ke jejaring sosial, games integrated, anti air dan debu hingga layar transparant yang kini ditawarkan oleh vendor Nexian lewat Glaze M9090.

Jadi, jika Kawan sudah mulai merasakan jenuh akibat maraknya pilihan ponsel pintar yang kini banyak beredar, silahkan coba Feature Phone yang jauh lebih terjangkau namun tak kalah dalam adopsi teknologi.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.