Skip to main content

Selamat Datang Jokowi-Ahok, Selamat Tinggal Foke-Nara

Beberapa lembaga survey telah menunjukkan hasil hitung cepat yang mereka lakukan sejak siang kemarin. Rata-rata menyiratkan nilai prosentase yang tak jauh berbeda dengan hasil survey lapangan yang telah dilakukan sebelum masa pemilihan dimulai. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi pilkada DKI saat putaran pertama dilakukan tempo hari. Kabarnya, salah satu lembaga ini mengakui bahwa mereka memang dibayar oleh salah satu Cagub untuk menggelembungkan suara demi pengakuan publik.

Meski demikian, jauh-jauh hari sebenarnya sudah banyak yang mampu menebak bahwa hasil akhir pilkada DKI akan melibas incumbent yang memang sangat buruk kinerjanya. Ditambah lagi dengan faktor emosinya yang tak tanggung-tanggung. Membuat banyak kalangan menyayangkan sekaligus mempertanyakan perubahan yang ia lakukan sesaat sebelum Pilkada. Memang sih ini salah satu jualan kalo lagi mau pilkada.

Namun yang lebih patut dicermati lagi adalah soal Dukungan. Rupanya dukungan warga jauh lebih berarti ketimbang Dukungan Parpol. Meski mesin politik dari unsur partai tidak kalah pentingnya untuk mengusung calon. Bukti nyata terpampang di pilkada DKI saat ini. Pasangan Foke-Nara yang notabene didukung oleh banyak partai, dilindas habis oleh pasangan calon yang hanya didukung oleh dua partai. Maka bisa ditebak bahwa ini membuktikan parpol tak lagi mendapat tempat di hati rakyat, namun Figur lah yang penting dan menjadi pertimbangan utama dalam memberikan hak suara.

Seharusnya inilah yang kini menjadi cerminan banyak pihak, baik pilkada di daerah ataupun kelak pertaruhan calon legislatif. Bahwa apa yang kalian lakukan saat ini, akan menentukan pilihan dari orang banyak di masa yang akan datang. Jadi jangan salahgunakan kepercayaan yang telah diberikan sebelumnya.

Unik dan menarik, sekali lagi saya ungkapkan datang dari akun anonim Twitland.

Adalah akun @TrioMacan2000 aka Ade Ayu S (dulunya Sasmita, kini hanya S), hingga H-1 pemilihan begitu gencar melancarkan keburukan CaGub-CaWaGub Jokowi-Ahok, lengkap dengan jaminan bahwa data yang mereka (bukan ia, lantaran ada banyak orang yang terhimpun dalam akun tersebut) dapatkan adalah Valid. Dari persoalan kamuflase pemindahan Pasar Tradisional Solo, keberpihakan Jokowi pada umat Nasrani dalam dana Bansos, kebohongan Ahok selama memimpin Bangka Belitung, soal ke-Islaman Jokowi yang tidak paham arti ramadhan dan tidak bisa menunaikan Wudhu dengan baik, hingga tiadanya dukungan DPRD Solo apabila pasangan ini memenangkan Pilkada DKI. Menang Percuma kata mereka.

Uniknya, semua bahan Twit itu direkap menjadi satu tulisan dengan judul yang cukup menohok melalui halaman chirpstory, lalu di ReTweet oleh akun-akun bodong yang dapat dibeli, kemudian diPrint Out dan disebarkan. Modus Kampanye Hitam.

Makin menjadi Menarik, saat pasangan Jokowi-Ahok tampil sebagai pemenang. Dengan segera, setelah Foke mengakui kekalahannya dengan Legowo, akun @TrioMacan2000 menghapus daftar Favoritnya dan juga twit yang pernah mereka lontarkan terkait usaha pembunuhan karakter pasangan calon Jokowi-Ahok. Tak lupa menyulap diri menjadi sok bijak dengan memberi banyak petuah dan pesan kepada Jokowi-Ahok sambil mengakui keburukan Cagub yang hingga H-1 menggelontorkan banyak dana untuk kepentingan Kampanye Hitam Twitland. Demikian pula dengan BIO akun yang diubah, padahal sehari sebelumnya terpampang jelas kalimat ‘Jangan Memilih Jokowi-Ahok’. :p

Tiada yang abadi di dunia ini. Entah apakah publik Republik Twitter kelak akan melupakan usaha pembohongan publik yang diskenariokan oleh pihak-pihak yang sakit hati dengan kebijakan-kebijakan negeri ini atau meninggalkan akun-akun anonim yang rentan dengan penyalahgunaan informasi.

Balik ke Pilkada, sepertinya diluar program kerja, visi dan misi, siapa yang akan diajak untuk bekerja sama pun menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Warga Jakarta mungkin sudah mengalami ketidakpercayaan Foke pada Wakil Gubernurnya sendiri hingga Prijanto memutuskan untuk mengundurkan diri demi politik yang bersih. Demikian halnya dengan pencalonannya kini, seakan menomorsekiankan Nara pasangannya yang tampak tak pede dan cenderung bersikap SARA terhadap pasangan calon lainnya. Belum lagi soal ‘tingkat kecerdasan’ yang banyak dipertanyakan, makin membuat Nara terpojok oleh kemampuan Ahok sang lawan.

Selamat Datang Jokowi-Ahok, Selamat Tinggal Foke-Nara.

Semoga Jakarta benar-benar bisa menjadi Baru, minimal pelayanan Publik kini harus dikedepankan.
Dan salut juga untuk Cameo Project yang selama pilkada kemarin sempat membuat video-video Kreatif sebagai bentuk Dukungan kepada pasangan calon Jokowi-Ahok. Memang beginilah cara yang cerdas untuk menunjukkan dukungan. Bukan lagi dengan persoalan Agama dan SARA.

Yak, Warga Jakarta sudah menunjukkan kecerdasan mereka dalam berpolitik. Kapan giliran kita yang berada di daerah ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.