Skip to main content

Pelatihan Teknisi Laboratorium Kebinamargaan di Politeknik Negeri Bali

Matahari Pagi sudah naik di penghujung timur, biasanya saat seperti ini saya sudah mulai berjemur di balkon gedung kantor sambil membaca berita lewat Detik ataupun Twitter melalui media tablet… Namun seminggu kemarin, rutinitas itu tak bisa dilakukan lagi. Di waktu yang sama, saya masih duduk ditemani segelas kopi hitam ditemani koran pagi atau tayangan televisi di ruang tamu rumah, melewati menit kesepuluh barulah mulai berangkat menuju Politeknik Negeri Bali di Jimbaran.

Pelatihan Teknisi Laboratorium Kebinamargaan, kerjasama Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung dengan BSK Diklat Politeknik Negeri Bali pun kembali dilakoni…

Kegiatan yang digagas lantaran minimnya pengetahuan kami selaku abdi negara yang secara rutin melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap sekian banyak pembangunan, peningkatan ataupun pemeliharaan fisik jalan raya, seakan-akan memberi peluang ‘lahan bermain’ bagi para Rekanan yang nakal. Untuk itulah pembelajaran yang dilaksanakan selama lima hari kerja terakhir mencoba memperkenalkan pada kami, mana komposisi campuran Agregat dan juga Aspal yang baik untuk dikerjakan dan mana komposisi yang tidak disarankan untuk tetap dipaksa digunakan.

Beberapa langkah pembuatan benda uji untuk komposisi aspal codename AC-BC dan AC-WC diberikan secara bertahap, termasuk bagaimana cara pengujian dan membaca hasilnya. Dengan dasar pendidikan yang memang belum pernah menyentuh bidang laboratorium dan material jalan raya, lumayan banyak membuat kesulitan dari pemahaman istilah, langkah kerja, nama alat hingga pencatatan. Ini tentu berbeda dengan lima Rekan kami dari sepuluh yang hadir setiap harinya, yang sudah tergolong senior dalam pengalaman serupa. Maka jadilah mereka ini instruktur tambahan bagi saya pribadi untuk bisa memahami materi lebih baik lagi.

Salah satu yang kemudian patut saya syukuri selama proses pembelajaran adalah teknologi yang disematkan dalam perangkat Tablet Samsung Galaxy Tab 7+ ini. Beberapa fitur penting seperti memo, kalculator, kamera hingga spreadsheet selalu tergunakan untuk memudahkan pekerjaan yang memang sedikit sulit dengan beragam instrumen yang berbeda dalam sekali waktu. Meski ada sedikit kekhawatiran akan kehabisan daya ditengah pemanfaatannya.

Dari lima hari pembelajaran, ada banyak pekerjaan rumah yang harusnya bisa kami sekesaikan. Sayangnya, seperti pendapat pak Komang Sudiarta -Ketua Tim Laboratorium Jurusan Sipil Politeknik Negeri Bali, bahwa waktu yang diberikan masih sangat kurang jika ingin mengetahui bagaimana prosedur hingga hasil dan pemahaman analisanya secara mendetail. Hanya saja secara mood peserta bisa dikatakan sempat menurun di hari keempat, bisa jadi lantaran lelah bolak balik didera kemacetan yang dialami pagi dan sore, lelah mengerjakan hal yang sama secara konstan, atau bahkan bukan bidang yang kerap digeluti. Perlu pengulangan aktifitas serupa agar bisa terbiasa nantinya.

Dalam membantu usaha pembelajaran dan berbagi ilmu, pak Komang Sudiarta ini dibantu pula oleh dua rekannya, pak Putu Suka Ardana dan pak Gusti Bagus Suadnyana. Maka sudah sewajarnyalah jika kami kemudian menghaturkan banyak Terima Kasih atas semua pendampingan, talenta dan pengetahuan yang telah diberikan selama lima hari terakhir hingga kami bisa menyelesaikan beberapa tugas sesuai tiga modul yang dibekali sejak awal.

Meski secara hasil yang diharapkan ada beberapa koefisien yang dianggap melenceng, namun secara cara kerja, apa yang telah disampaikan dapat kami terima dengan baik. Sehingga untuk itu pula, kami berharap banyak kedepannya nanti bisa diselenggarakan kembali pelatihan-pelatihan dengan model workshop seperti ini (tidak hanya terpaku pada teori) yang barangkali bisa lebih menukik pada studi kasus yang pernah dialami dalam kondisi lapangan atau nyata sebenarnya.

Akhir kata, saya mewakili teman-teman Peserta mengucapkan Terima Kasih pula pada Ibu Ir. Putu Hermawati, MT selaku Ketua BSK Diklat Politeknik Negeri Bali, Bapak Ir. I Wayan Sugawa selaku Kabid Pendataan dan Evaluasi serta tiga atasan kami yang setia mengunjungi dan berdiskusi dari pak Gung Rai Sudiartha, ibu Gung Mas Aries Sujati dan pak Nyoman Sukarata. Demikian pula untuk tiga instruktur kami, pak I Komang Sudiarta, ST., MT, pak I Putu Suka Ardana, ST dan pak Gusti Bagus Suadnyana. Tak lupa semua teman-teman yang telah mendukung kerjasama yang baik selama pembelajaran berlangsung.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.