Skip to main content

7 Tips Memilih Kamera Digital bagi Pemula

Belakangan hobby Fotografi terdengar begitu banyak menyajikan pengalaman yang mengasyikkan. Dunia ini menjadi semarak lantaran munculnya beberapa komunitas baru yang secara berkala mengadakan sesi ‘hunting obyek foto baik seputaran Kota di keramaian orang, menjelajahi nuansa alam natural atau bahkan menyewa secara khusus seorang model dan mengambil gambarnya dari sudut pandang yang tak biasa. Kegiatan ini jadi tambah diminati dengan munculnya majalah-mjalah khusus yang mengulas soal Teknik Fotografi secara profesional atau pemula. Plus hadirnya teknologi digital, memanjakan para penghobby mendapatkan sentuhan tertentu pada foto yang mereka hasilkan. Yang mutlak dibutuhkan hanya satu tentu, Kamera. Sisanya, lebih pada pengetahuan dan pengalaman.

Jika Rekan berminat untuk ikut serta mencobanya, yuk intip dulu beberapa Tips dari kami tentang bagaimana memilih kamera digital bagi Pemula.

Pertama, tentu saja Budget. Sebagaimana Tips pemilihan perangkat elektronik yang lain, Budget yang tersedia akan sangat menentukan, perangkat kamera digital seperti apa yang kelak akan didapat. Dengan kisaran hingga 1,5 Juta rupiah, Rekan bisa mendapatkan banyak pilihan kamera pocket yang simpel dan serta mudah dibawa kemana saja. Saran kami, jika memiliki sedikit budget lebih kisaran 1,5 hingga 2,5 juta rupiah, Rekan bakalan disajikan pilihan yang lebih beragam yaitu kamera Prosumer. Jenis kamera ini memiliki bentuk yang kompak, tidak jauh berbeda dengan kamera pocket namun memiliki jenis lensa yang mendekati kamera profesional. Sedang untuk kisaran harga 2,5 hingga 3,5 juta rupiah, Rekan bisa mengambil pilihan Semi DSLR, perangkat kamera serupa profesional namun memiliki lensa yang tak dapat diganti. Dan untuk kisaran harga diatas 3,5 juta rupiah, tentu saja Rekan bisa mendapatkan yang sekelas Pro.

Kedua, pertimbangkan soal sumber daya yang digunakan. beberapa perangkat kamera terkini lebih banyak memiliki bentukan yang tipis dan langsing. Hal ini dapat diwujudkan berkat teknologi kamera Lithium yang mutlak di-Charge terlebih dahulu agar dapat dipergunakan secara maksimal. Sayangnya, pilihan ini tidak akan mampu digunakan saat memanfaatkan kamera untuk keperluan yang panjang dalam waktu satu hari penuh, seperti perkawinan atau upacara adat lainnya. Setidaknya minimal Rekan harus menyediakan batere Lithium cadangan (yang harganya lumayan mahal) untuk menggantikan batere utama saat dibutuhkan. Berbeda apabila Rekan mempertimbangkan penggunaan batere AA yang lebih mudah didapatkan di toko ataupun warung terdekat, yang sayangnya biasanya berimbas pada bentukan yang sedikit lebih tebal. Namun untuk perangkat kamera tipe Prosumer ataupun Profesional, keberadaan batere jenis ini biasanya dapat disamarkan dengan baik pada bentukan fisiknya.

Ketiga, untuk bisa mengambil gambar saat objek berada di kejauhan dengan hasil yang baik, dibutuhkan kemampuan Zooming. Namun jangan salah pilih, karena fitur Zoom yang kami pertimbangkan disini adalah Optical Zoomnya saja. Jadi, silahkan abaikan apabila sebuah perangkat hanya mengiklankan kemampuan Digital Zoom tanpa memiliki Optical Zoom. Kemampuan Zoom disini dilambangkan dengan (x) atau kali. Rata-rata kamera pocket memiliki kemampuan di kisaran 3x Optical Zoom, sedang Prosumer sudah ada yang mampu hingga 15 hingga 20x Optical Zoom.

Keempat, jendela intip atau yang dikenal dengan istilah ViewFinder. Fungsi ini akan berguna saat Rekan lebih mengutamakan kekuatan daya tahan dari sebuah perangkat kamera yang mampu mengirit batere jauh lebih baik ketimbang memanfaatkan layar lcd yang biasanya hadir disetiap perangkat kamera digital.

Kelima, ketahui lebih jauh kemampuan yang dijual pada perangkat digital yang kelak akan Rekan pilih. Apakah itu mendukung Panorama Shoot, self timer, Smile atau Face Detection bahkan mode Sport yang dapat digunakan untuk menangkap gambar bergerak.

Keenam, pertimbangkan adanya Pengaturan Manual yang nantinya dapat Rekan manfaatkan untuk mencoba-coba mengambil sudut pandang atau angle yang tak biasa, ataupun sedikit bermain dengan fitur-fitur dan kemampuan perangkat seperti yang disebutkan pada pertimbangan kelima diatas.

Terakhir, seperti biasa tentu saja Brand yang kelak bakalan berpengaruh pada layanan purna jual dari perangkat yang Rekan pilih.

Tujuh Tips diatas tentu tidak akan bersifat mengikat apabila Rekan sudah memiliki minat dan hasrat yang menggebu untuk segera memulai dengan perangkat kamera yang Terbaik.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.