Skip to main content

8 Alasan Mengapa Saya Memblokir Akun FaceBook Anda

FaceBook itu rupanya masih tampak menyenangkan bagi saya pribadi meski beberapa kali sempat terserang rasa bosan dan berpindah ke akun jejaring sosial Twitter. Beberapa faktor yang menyebabkannya adalah kehadiran Group dan juga teman dunia nyata yang ikut hadir di jejaring sosial yang sama, selalu memberikan energi dan motivasi positif untuk berbuat baik dan lebih baik lagi. Sayangnya memang tidak semua teman FaceBook memiliki pemahaman yang sama dengan pikiran tersebut. Mungkin itu sebabnya kemudian saya memutuskan untuk tak lagi berteman atau bahkan memblokir beberapa akun untuk tetap bisa menjaga pikiran positif tersebut. Berikut alasannya.

Pertama, 4L4Y. Jujur saja saya pribadi masih tidak paham mengapa generasi muda sekarang lebih suka menggunakan kalimat yang menyajikan perpaduan angka, huruf dan karakter tertentu yang kemudian menyulitkan mata dan pikiran untuk membaca. Ada pula yang menyingkat atau mengurangi kata sehingga makin sulit untuk dipahami. Jika ‘Gaul’ merupakan alasan, sebetulnya gag masalah sejauh memang dapat dibaca dan dimengerti. Maka ketimbang pusing dengan Status yang gag jelas, ya dipecat saja dari daftar pertemanan.

Kedua, Mengeluh dan Menghina. Akun FaceBook bagi saya pribadi adalah satu sarana komunikasi atau ajang berbagi yang dapat memberikan suntikan semangat atau energi untuk berbuat lebih baik. Namun jika status yang disampaikan hanya mengeluh, menghina, mencaci maki apalagi dengan kalimat dan kata-kata kasar yang walaupun tidak ditujukan kepada saya, mendingan yang seperti ini dipecat pula secepatnya.

Ketiga, Promosi. Belakangan akun FaceBook pula dipenuhi oleh para pedagang dadakan yang menawarkan berbagai macam gadget atau kebaya dengan iming-iming harga murah. Beberapa diantaranya saya yakin benar bahwa ini hanyalah satu trik penipuan. Ada juga yang kemudian berkali-kali memposting iklan promosi di wall walaupun sudah pernah dihapus sebelumnya. Ketimbang ngeyel, mending dipecat duluan kan ?

Keempat, Rajin melakukan Tag Foto yang gag jelas. Kalo melakukan Tag atas foto keluarga atau kegiatan yang saya ketahui barangkali tak masalah, tapi kalo kemudian melakukannya pada foto tak senonoh atau horor, bisa jadi kelak orang yang kebetulan mampir di wall dengan amat sangat jelas bisa pula menyaksikannya. Sebebas apapun akun FaceBook, tetaplah yang namanya privacy dipertahankan.

Kelima, Salah Paham. Untuk yang satu ini dilatarbelakangi oleh perbedaan tingkat pendidikan, ruang lingkup pergaulan dan faktor pandangan pribadi masing-masing terhadap segala sesuatu. Apabila kemudian ‘cerita status’ yang saya lontarkan mengusik pikiran, jangan serta merta memprovokasi balik menyerang tanpa menanyakannya terlebih dahulu. karena bisa jadi itu hanyalah sebuah guyonan atau banyolan antar teman kantor.

Keenam, Selalu Menanggapi Negatif. Image pekerjaan saya yang sebagai PNS kerap memberikan gambaran awal yang mudah ditebak oleh pikiran setiap orang, termasuk pula teman FaceBook. Dari sekian banyak ada juga kok yang selalu menanggapi setiap ‘cerita status’ yang nyerempet ke perilaku PNS, padahal jelas yang saya sampaikan itu tidak mengarah kesana.

Ketujuh, Mengungkit Masa Lalu. Hampir sebagian besar pertemanan yang ada dalam akun FaceBook merupakan teman dunia nyata, sehingga besar pula kemungkinan bahwa mereka mengetahui seluk beluk Masa Lalu yang saya lewati. Meski tak semua menyenangkan, ada juga masa lalu yang kemudian ingin saya pendam dan lupakan, cukup menjadi sebuah catatan di benak saja. Sayangnya ada juga beberapa yang kemudian mengungkit-ungkitnya sebagai guyonan yang tidak lucu. Satu dua kali mungkin masih bisa diterima, namun jika setiap kali seperti alasan kelima diatas, mengapa juga musti saya pertahankan dalam daftar ?

Kedelapan, Minim Interaksi. Bisa Menambah banyak jumlah Daftar Pertemanan memang keren, Bahkan jika mampu lewat hingga angka 1K. Apalagi kalo berstatus sebagai orang yang populer bahkan Artis kenamaan. Namun apabila kemudian status pertemanan hanya menjadi status semu tanpa interaksi, trus buat apa dong ?

Apabila perilaku yang Rekan tunjukkan selama ini di akun FaceBook sudah mulai mengarah pada satu atau lebih dari Delapan Alasan diatas, Maka bersiap-siaplah untuk kehilangan akun FB saya dari Daftar yang Rekan miliki. 🙂

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.