Skip to main content

Selamat Tahun Baru 2012

Melintasi jalan di seputaran kota Denpasar rasanya seperti berada di tengah medan perang. Letusan Mercon berkapasitas besar tampak saling berpacu seakan ingin meledakkan bumi, dibarengi gebyar kembang api menambah semarak langit yang tampaknya sudah mulai dipenuhi asap berbau mesiu.

Suasana berputar seratus delapan puluh derajat saat kami melintasi jalan di pinggiran Kota Denpasar menuju daerah Kabupaten Badung. Meski sesekali kami melewati dentam dentum musik house yang diperdengarkan dengan sound system mumpuni di balai banjar setempat, sepinya malam seakan menenggelamkan ledakan mercon dan gebyar kembang api yang hanya sesekali terdengar di kejauhan sana.

Aku yakin malam ini adalah malam perputaran uang paling besar di seluruh jagat raya. Katakan saja untuk membeli semua mercon dan kembang api yang bisa didapatkan dengan bebas di pinggir jalan raya sepanjang yang kami lewati sejak tadi. Belum lagi pesta semalam suntuk yang dilakukan di balai banjar, gaung kidung di pura pula gereja tampak ramai dipadati umatnya. Ini baru peronal, belum yang berskala bisnis. Ini adalah kesempatan untuk mendatangkan para artis lengkap dengan diehard-nya sekaligus menangguk untung yang berlipat setahun sekali.

Televisi yang kami nyalakan sesekali memutar kaleidoskop peristiwa yang terjadi selama tahun 2011 ini, dari sudut pandang politik, artis hingga bencana dan intrik lainnya. Sementara kami masih asyik bercanda dan bercengkrama bersama dua keluarga sambil menikmati hidangan ikan panggang yang dibumbui sambal tomat.

Untuk sementara kami sangat menikmati jalanan disepanjang wilayah Canggu, Tuka menuju Sempidi. Musik yang mengalun memang sengaja di set khusus untuk tembang Auld Lang Syne yang dilantunkan Kenny G dalam tiga versi, perlahan tapi pasti kantukpun datang dan menyerang empat orang yang selama ini menghiasi keseharian yang kulalui.

Seakan kembali ke dunia nyata, semua ledakan mercon dan juga gebyar kembang api tampak mulai menghiasi langit malam yang kami lewati. Sepasang muda mudi berjongkok di pinggiran jalan besar asyik menawar dagangan dadakan yang bisa jadi mulai merasakan panen kecilnya malam ini. Sepasang lainnya tampak asyik berpelukan diatas motor seakan melupakan semua mata yang memandang. Lalu lintas pun masih tampak ramai kendati waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Satu pemandangan yang jarang terjadi tentu saja.

Satu persatu pesan sms mulai masuk ke perangkat ponsel. Saling berucap Selamat Tahun Baru 2012 lengkap dengan harapan whislistnya. Meski belum semua sempat terbalaskan, namun harapannya masih sama. Semoga Tahun ini gag jadi kiamatnya.

Sekali lagi, Selamat merayakan Tahun Baru ya Kawan…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,