Skip to main content

Touch and Type ala BlackBerry Bold 9900 Dakota

Dari sekian banyak ponsel yang dirilis BlackBerry sebelumnya, BlackBerry Bold 9900 Dakota bisa dikatakan mengadopsi bentukan baru meski bagi pasar ponsel global, bukan menjadi yang pertama melakukannya. Touch and Type QWERTY tanpa slide.

Bagi pengguna baru, desain Touch and Type QWERTY tanpa slide barangkali baru saja dirilis oleh ventor kenamaan Nokia lewat seri E6 mereka. Atau yang dibekali OS Android seperti Motorola Charm, Acer beTouch, Samsung Galaxy Pro dan HTC Chacha. Namun bagi yang sudah mengikuti perkembangan ponsel sebagai alat komunikasi, teknologi ini sebenarnya sudah sejak lama digunakan. Tepatnya sekitar tahun 2002/2003 yang saat itu masih heboh-hebohnya perangkat Palm yang digawangi Treo dan Windows Mobile Pocket PC Edition yang dikenalkan HP/iPaQ.

Seperti halnya BlackBerry 9850 Monaco, BlackBerry Bold 9900 Dakota merupakan salah satu dari lima rilis terbaru yang sudah disematkan OS versi 7 terkini yang memiliki tampilan Menu lebih dinamis ketimbang pendahulunya.

Dan seperti halnya BlackBerry 9850 Monaco pula, beberapa fitur dan kemampuan yang ada dalam perangkat BlackBerry Bold 9900 Dakota dibuat sama persis seperti prosesor berkecepatan tinggi 1,2 GHz Snapdragon, 768 MB memory RAM, kamera 5 MP dengan Flash dan besaran daya batere yang hanya 1230 mAh. Sebagai pembeda, resolusi layar yang sedikit lebih kecil 640×480 pixel 2,8” dan kapasitas Storage yang lebih besar 8 GB.

Dibandingkan seri Bold sebelumnya, BlackBerry Bold 9900 Dakota datang dengan dimensi batang yang lebih tipis dan elegan. Tombol-tombolnya juga sangat nyaman saat ditekan. Namun mengingat fungsi layar dapat digunakan dengan sentuhan, tombol navigasi Trackpad rasanya bakalan jarang digunakan.

Sedikit berbeda dengan BlackBerry 9850 Monaco, secara bawaan BlackBerry App World yang ada dalam perangkat BlackBerry Bold 9900 Dakota sudah menyajikan tampilan terkini yang jauh lebih luwes dan dinamis. Meski begitu, BlackBerry ID tetap mutlak dibutuhkan untuk dapat mencoba, mengunduh serta membeli aplikasi ataupun games yang diinginkan.

Dengan harga jual BlackBerry Bold 9900 Dakota yang tinggi 8,2 Juta tampaknya pengguna masih harus menanti penurunan hingga mencapai rentang stabil, walaupun barangkali bagi mereka yang memiliki Budget tak terbatas, tak akan merasa berat untuk menebus sebuah perangkat pintar yang mumpuni dari BlackBerry. Apalagi kabarnya teknologi NFC (Near Field Communication) yang dapat memungkinkan pengguna melakukan transaksi ataupun pertukaran data dengan hanya mendekatkan antar perangkat, sudah dilengkapi pula dalam seri ini.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dilengkapi lagi. 

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak, ya wajar s

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie. 

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pangan,