Skip to main content

Take It or Leave It

[Just my opinion]

Ada yang unik terjadi di komunitas kecil yang kami kelola beberapa hari terakhir ini. Satu pergolakan lantaran perbedaan pendapat, karena satu tulisan seorang blogger (katakanlah begitu) yang dalam kehidupan sosial memiliki status yang sangat mengkhusus, sedikit bertentangan dengan keyakinan yang kami ketahui selama ini.

Perbedaan Pendapat ini kemudian memunculkan deretan kalimat atau yang lumrahya disebut komentar dalam dunia blogger, bernada emosi atau bahkan mempertanyakan kebenaran tuduhan yang dilontarkan sang penulis dalam tulisannya tersebut. Satu hal yang wajar saya kira, karena untuk menyamakan persepsi dua kepala saja, yang bahkan sudah diikat dalam satu tali perkawinan dengan misi dan visi yang jelas masih bisa dikatakan sulit, apalagi yang dari banyak kepala ?

Sayangnya tak satupun respon memuaskan yang bisa diberikan sang penulis kepada mereka yang bertanya. Bahkan beberapa diantaranya tak dijawab oleh si penulis dan dilewati begitu saja. Yang ada hanya kalimat “mari kita berdiskusi dengan pikiran yang damai dan jernih”  atau bahkan “jika memang itu keyakinanmu, jalani saja”.

Dunia maya bersifat universal dan terbuka. Siapapun tanpa membatasi status sosial, pendidikan, ataupun latar belakangnya dapat berbicara secara bebas dan lepas. Sayangnya tidak semua pembicaraan itu didasari oleh sebuah fakta yang minimal kemudian bisa dipertanggungjawabkan. Kalopun ada, terkadang itu hanyalah sebuah analog atau hasil pemikiran berdasarkan daya nalar seseorang.

Blog menjadi salah satu produk dari dunia maya dimana orang dapat berbicara melalui tulisan secara bebas. Dari yang sifatnya semau gue, mengutip atau bahkan meng-copy paste pendapat atau bahkan tulisan orang lain, atau memang murni berangkat dari pengalaman ataupun kesimpulan sementara dari berbagai pustaka yang ia baca dan dapat dipertanggungjawabkan.

Lantaran sifatnya yang beragam inilah, yang kemudian berperan sebagai pembaca dan pencari informasi harus dengan teliti mencerna isi ataupun maksud dari satu tulisan yang disampaikan oleh seorang blogger. Apakah informasi yang disampaikannya itu layak dipercaya, layak ditiru dan diterapkan atau malah dilewatkan saja.

Apabila memang informasi yang disampaikan itu memang benar berdasarkan fakta, pengalaman ataupun pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan, saya yakin sejauh apapun si pembaca atau pencari informasi bertanya, akan dapat dijawab dengan baik. Jikapun memang tulisan dilahirkan dengan maksud baik, minimal jika yang bersangkutan merasa tidak paham dengan maksud si penanya atau bahkan tidak menguasai, disinilah dibutuhkan kerendahan hati seorang blogger untuk bertanya kembali pada orang lain atau pustaka yang barangkali dapat menjawab semua itu.

Maka jika seorang blogger atau penulis yang kemudian tidak mau menjawab apa yang ditanyakan atau bahkan membenarkan apa yang ia yakini tanpa mau peduli dengan masukan atau komentar yang diberikan, ya sederhana saja menurut pendapat saya.

[Take It or Leave It]

Pembaca atau si Pencari Informasi memiliki kewenangan penuh atas semua itu. Jika memang jawaban dirasa memuaskan atau dapat dipercaya, kemudian ternyata setelah dicoba diterapkan, mampu memberikan hasil, biasanya yang bersangkutan akan tetap kembali ke halaman si penulis secara berkala ataupun menanti pada setiap tulisan yang dilahirkan. Demikian pula sebaliknya.

Jika memang dirasa tidak mampu memberikan kepuasan atas apa yang ditanyakan, atau bahkan memang tidak dihiraukan, ya mengapa harus dipaksakan ? lebih baik memanfaatkan pikiran, waktu ataupun tenaga untuk hal lain yang saya kira dapat jauh lebih positif untuk dilakukan. Mencari Informasi dari blogger lain misalnya ? :p

Bagaimana menurut Rekan-rekan ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.