Skip to main content

Review Samsung Galaxy Tab GT-P1000

Hampir tidak ada hal yang istimewa ketika perangkat mantap buah karya brand ternama Samsung sampai ditangan saya Jumat pagi kemarin. Satu-satunya yang sempat mengingatkan kekaguman saya akan keindahannya adalah dimensi layar yang mencapai ukuran 7” seakan membuat perangkat Samsung Galaxy ACE S5830 yang begitu saya banggakan selama ini terlihat seperti sebuah mainan anak-anak.

Samsung Galaxy Tab GT-P1000.

Ketika untuk pertama kalinya saya menjajal secara langsung perangkat tabletPC berbasiskan Android ini di gerai Sellular World, jalan Teuku Umar Denpasar, saya sudah yakin bahwa Samsung Galaxy Tab bakalan menjadi yang terbaik dikelasnya. Dengan spesifikasi prosesor 1 GHz dan 16 GB Storage, ditambah daya sebesar 4000 MAh sepertinya sudah cukup untuk menggantikan perangkat NoteBook yang saya miliki meski tidak secara keseluruhan. Minimal, untuk kebutuhan Browsing di dunia maya atau hanya sekedar ber-Social Media, sudah bukan merupakan satu masalah lagi.

Layar lebar 7” yang diusungnya memang secara otomatis menyebabkan dimensi Samsung Galaxy Tab tergolong besar untuk ukuran manusia normal. Tapi untuk saya ? Pas banget. Malahan saat dipegang, membuat orang lain malah mengira kalo perangkat Samsung Galaxy Tab punya rilis baru 5”, hehehe…

Memang, jika dibandingkan dengan perangkat Samsung Galaxy ACE yang selama ini saya gunakan, tidak banyak hal baru yang saya temukan pada perangkat ini. Baik secara pengoperasian perangkat maupun aplikasi. Barangkali jika disandingkan, hanya ukuran layar dan tampilan iconnya saja yang terlihatjelas perbedaannya.

Meski begitu, setelah diuji dalam waktu singkat dan berusaha untuk lebih mendalam, barulah terlihat beberapa perbedaan antara perangkat Samsung Galaxy Tab dengan perangkat Samsung Galaxy ACE yang saya miliki ini.

Dilihat dari Menu Setting atau Pengaturan Wifi Tetheringnya, terdapat pemisahan fungsi antara MobileAP (mengubah perangkat Android menjadi Portable Hotspot secara free tanpa kabel) dengan USB Tethering (menjadikan perangkat Android sebagai modem khusus melalui kabel data). Hal yang kentara lainnya terlihat saat uji coba untuk menghapus serta menggandakan File melalui menu Myfiles. Jika pada perangkat Samsung Galaxy ACE, aktifitas tersebut dapat diakses dengan menekan file agak lama untuk memunculkan menu tambahan, tidak demikian halnya dengan perangkat Samsung Galaxy Tab. Ditekan berapa lamapun, menu yang diharapkan tak jua muncul. Namun jangan khawatir, untuk memunculkan menu yang dimaksud, tinggal menekan terlebih dahulu tombol virtual Pilihan yang terdapat layar bawah. Tampilan Pilihan akan berubah menjadi menu tambahan untuk fungsi Hapus, Copy ataupun Cut. Sedangkan tampilan files akan menambahkan tampilan kotak yang dapat dicentangkan disebelah kanan nama files.

Apabila dalam perangkat Samsung Galaxy ACE baik tampilan Menu dan Homescreennya hanya mampu menyajikan icon Grid 4×4, dengan layar lebar Samsung Galaxy Tab yang resolusinya mencapai 1024×600 pixel, mampu menyajikan Menu dengan icon grid 4×5 dan pada Homescreen dengan icon grid 5×5.

Ditilik dengan menggunakan Utility Elixir, dapat diketahui bahwa berkat sistem operasi Android versi 2.2 atau yang dikenal dengan istilah Froyo ini, memilah 16 GB kapasitas memory Internal menjadi 3 (tiga) Storage. Yaitu Storage untuk Aplikasi sebesar 2 GB, Storage untuk Games sebesar 2 GB dan Storage untuk data pribadi sebeasr 12 GB. Pembagian ukuran Storage untuk Aplikasi maupun Games, bagi saya pribadi sudah lebih dari cukup untuk mengunduh dan menampung puluhan Aplikasi dan Games yang disediakan Android Market.

Dengan besaran layar hingga 7” tentu saja aktifitas berinteraksi dengan dunia maya, baik itu untuk ber-Social Media, membaca berita ataupun untuk beraktifitas dengan Sistem SPSE/LPSE membuat mata menjadi jauh lebih nyaman ketimbang saat menggunakan perangkat Samsung Galaxy ACE S5830. Apakah ini artinya sudah saatnya untuk beralih ?

* * *

Bagi mereka yang sudah pernah mengalami mantapnya Android, apalagi dalam versi terkini seperti Froyo, saya rasa tidak akan banyak hal baru yang ditemukan dalam perangkat Samsung Galaxy Tab GT-P1000 ini, seperti halnya saya. Namun, Bagi mereka yang baru pertama kali bersua dengan Android apalagi dalam ukuran layar 7″, saya yakin akan banyak hal dan pengalaman baru  yang bisa dirasakan. Cobain deh…

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.