Seorang Pedagang kaki lima duduk menanti pembeli di pojokan pasar pinggiran Kota besar Jakarta. Matanya masih menyiratkan kekhawatiran akan datangnya aparat keamanan yang berusaha membersihkan keberadaannya dari jalan raya lantaran dianggap mengganggu jalannya lalu lintas. Beberapa orang pembeli mengatakan hal yang sama ketika kutanya. Camilannya enak dan gurih, murah lagi.
Seorang Pengemis kecil menyodorkan tangannya sembari mengusap kaca mobil yang melambat di perempatan jalan. Dari segi usia, kurasa ia sedikit lebih besar dari putri kecilku. Tega sekali orang yang memaksakan mereka mengemis malam hari begini. Kusodorkan selembar ribuan yang lantas mengundang pengemis lainnya dan memaksa meminta hak yang sama.
Seorang Penjual mainan masih tampak asyik merayu bocah kecil, sambil mengimingkan sebuah pistol air yang dapat menyemburkan puluhan gelembung ketika pelatuknya ditembakkan ke udara. Bocah tampak senang dan meminta sang bapak untuk membelikannya. Demi anak, apa sih yang tidak ?
Seorang wanita beringsut menghampiri dan menawarkan jasanya saat aku menanti waktu di emperan sebuah tempat dugem ternama. Ia bilang ia butuh uang. untuk itu ia rela melakukan apa saja yang aku mau. Seperti yang ia pintakan pada ratusan pria lainnya.
Mereka semua Ada karena Kita Membutuhkan. Setidaknya karena kita selalu memberi apa yang mereka mau, apa yang mereka inginkan, dan apa yang mereka harapkan. Sepertinya akan tiada guna jika pemerintah terus menerus mengejar dan menangkapi satu persatu, jika kita masih tetap membutuhkannya.
Sebuah Renungan dipinggiran jalan Kota Besar Jakarta…
Comments
Post a Comment