Skip to main content

Gag sempat buka NoteBook di Proyek ? Gunakan saja AutoCAD WS for Android

Entah sejak kapan saya mulai jatuh cinta dengan aplikasi yang berbasis web, aplikasi yang kurang lebih tidak terlalu banyak menghabiskan memory bagi penggunanya namun akan sangat bergantung pada koneksi internet ini. Menggunakan Email, BLoG atau bahkan ketika membuat rencana dasar Sistem Informasi Jalan Raya saat Thesis tempo hari.

Cara kerja aplikasi macam ini kalo saya gag salah mengerti, hanya membutuhkan satu aplikasi master serta space tambahan untuk data yang diinstalasi dan dijalankan pada Server, untuk kemudian diakses oleh banyak orang yang tak lagi dibatasi tempat, lokasi, waktu hingga perangkat. Namun tentu saja aplikasi tersebut mutlak menyediakan tampilan (User Interface) yang mudah digunakan baik oleh orang awam ataupun memang diperuntukkan bagi mereka yang bergerak dalam bidang tersebut.

Selain minimnya kapasitas memory yang dihabiskan (karena master installer dan tentu saja data hanya diletakkan pada komputer Server), pengguna lain juga mampu mengakses aplikasi hanya berbekal alamat dan akun apabila aplikasi tersebut menyediakan opsi untuk membuat user data sehingga para pengguna pun mampu melakukan penyimpanan data dalam jumlah tertentu untuk mendukung aktifitasnya.

AutoCAD dikenal luas sebagai salah satu aplikasi standalone (berdiri sendiri) yang dikembangkan oleh AutoDesk yang secara khusus bergerak di bidang grafis vektor 2D maupun secara 3D. Bagi yang sudah kerap menggunakannya, AutoCAD merupakan salah satu aplikasi yang membutuhkan memory space tidak sedikit ditambah pula dengan kartu grafis untuk mempercepat proses Rendering. Itu sebabnya, seorang pengguna sebelum memutuskan untuk membeli sebuah perangkat pc ataupun NoteBook untuk kebutuhan grafis AutoCAD, yang  mutlak dipersyaratkan adalah Space Hard Disk, Memory RAM dan kartu Grafis. Lantas bagaimana seandainya kondisi yang dihadapi tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap satu gambar desain (membuka sebuah NoteBook), dimana saat yang sama, satu keputusan akan perubahan gambar mutlak dibutuhkan  ?

Jika disitu terdapat sebuah perangkat/ponsel Android dan tentu saja koneksinya, Gunakan saja AutoCAD WS for Android.

AutoCAD WS for Android merupakan satu terobosan baru dari pengembang AutoDesk, yang memungkinkan penggunanya melakukan Viewer dan Editing pada sebuah gambar desain secara online melalui sebuah perangkat Android tanpa membutuhkan penghabisan Space serta Memory yang besar. Tinggal Sign In dan buka file gambar yang telah disimpan sebelumnya dalam akun tersebut.

Dari beberapa percobaan yang saya lakukan dalam mengoperasikan AutoCAD WS for Android ini, koneksi internet merupakan satu hal yang mutlak. Aplikasi tidak akan bisa digunakan apabila Proses Sign In (Log in) belum dilalui oleh setiap penggunanya. AutoCAD WS yang merupakan salah satu aplikasi berbasis Web, tentu saja sangat bermanfaat bagi mereka yang jarang memiliki waktu untuk membuka NoteBook, mengoperasikannya serta melakukan editing apalagi dalam keadaan mobile.

Saat melakukan fungsi Editing ternyata AutoCAD WS for Android memiliki kemampuan untuk mengakses tampilan gambar dalam Model maupun Layout. Beberapa fungsi dasar AutoCAD seperti Copy, Move, Rotate ataupun Line, Polyline, Circle,  Rectangle dan juga oSnap pun dapat digunakan dengan baik. Pula dengan pengukuran dimensi satu objek sekalipun. Tak hanya itu, Editing dapat pula memanfaatkan opsi painttool yang memungkinkan pengguna menggambarkan garis-garis sketsa buatan tangan.

Mengingat salah satu kelebihan AutoCAD WS for Android ini adalah pengguna mampu melakukan Editing ataupun Viewer satu desain dari mana saja dan kapan saja, maka salah satu opsi yang mutlak dilakukan adalah meng-upload atau menyimpan gambar desain tersebut dalam database personal akun yang telah dimiliki. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk itu, melalui perangkat Mobile Android dan perangkat PC/NoteBook.

Sejauh ini aplikasi AutoCAD WS baru tersedia hanya untuk perangkat Android dan tentu saja iPhone. Bisa didapatkan melalui Android Market atau App Store secara Gratis. Aplikasi serupa dahulu pernah juga saya gunakan, saat masih betah dengan OS Windows Mobile, sayangnya kemampuan yang dimiliki aplikasi tersebut (kalo gag salah namanya Cad Viewer) hanyalah sebagai Viewer saja, itupun gambar mutlak diposisikan pada Model, bukan layout. Ukurannya cukup ringkas, sekitar 800kb.

Untuk perangkat Nokia, sepengetahuan saya sih ada, hanya saja ya untuk bisa menggunakannya musti bayar $77. Itupun seri yang didukung adalah Symbian yang berlayar Landscape seperti E63 atau E71. Sedangkan untuk perangkat BlackBerry, ada yang tahu barangkali ? hehehe…

 

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.