Skip to main content

Review Multimedia Samsung Galaxy ACE S5830

Untuk ponsel sekelas Samsung Galaxy ACE S5830, suara yang dihasilkan dari speaker yang terletak di bagian belakang ponsel saat mendengarkan file Multimedia terasa kurang nendang jika dibandingkan dengan ponsel Nokia jadul N73 walaupun sama-sama terdengar jernih. Suara baru akan terdengar lebih baik apabila dilakukan melalui colokan headset yang disertakan dalam paket penjualannya. Ohya, Headset ini berfungsi pula sebagai antenna Radio seperti halnya ponsel lain. Terkait file Multimedia, Review kali ini masih saya bagi menjadi tiga sub bahasan yaitu Musik, Kamera dan tentu saja Video.

Musik

Dari beberapa jenis file Audio yang saya coba melalui music player bawaannya, hanya tiga format saja yang mampu dimainkan dengan baik. MP3, AAC dan Wave. Ketiga format file tersebut bisa dikatakan merupakan format umum yang biasanya digunakan untuk sebuah file audio.

Untuk menjalankannya, tidak tersedia tombol khusus menuju pemutar musik alias pengguna tetap harus mengaksesnya melalui halaman Menu atau membuatkan shortcut secara khusus di halaman Utama (HomeScreen). Ketika dijalankan, pengguna diberikan opsi pengaturan lanjutan mencakup Playlist, Equalizer atau bahkan pemutaran secara acak (Shuffle). Untuk memilih file audio mana yang akan dijalankan, pengguna diberikan tiga opsi pilihan urutan, apakah berdasarkan nama file, album atau artis. Seperti halnya ponsel pintar lainnya, file audio yang tersedia pun bisa dijadikan nada dering panggilan ponsel.

Kamera

Hampir tidak ada fitur istimewa yang disematkan dalam lensa kamera Samsung Galaxy ACE S5830 ini. Kendati sudah mencapai resolusi 5 MP ditambah autofokus dan Flash Light, hasil jepretan kameranya malah cenderung soft dan agak kabur. Hal ini jelas berbeda pendapat dengan beberapa Review ponsel yang dilansir media cetak maupun dunia maya, yang rata-rata menyanjung ketajaman hasil jepretan kamera Samsung Galaxy ACE S5830.

Besaran resolusi kamera Samsung Galaxy ACE S5830 rupanya tidak menjamin besaran resolusi video yang dapat dihasilkan. Paling besar hanya seukuran QVGA atau 320×240 pixel dengan frame rate per second hanya 15 fps.

Bandingkan dengan ponsel Nokia 6720 Classic yang saat pertama kali dilepas dahulu berada di kisaran harga 2,6 juta. Meski sama-sama beresolusi kamera 5 MP, namun secara kualitas baik jepretan kamera (Carl Zeiss Autofokus) pun dengan rekam videonya (VGA 640×480 30 fps) jauh lebih mumpuni dan memuaskan.

Jikapun pengguna merasa belum puas dengan hasil kamera yang diambil dengan menggunakan lensa milik Samsung Galaxy ACE S5830, silahkan Hunting aplikasi Kamera FX yang mampu memberikan sentuhan berbeda dalam setiap hasil yang diabadikan.

Video

Dari beberapa kali percobaan yang saya lakukan untuk memutar file Video di ponsel Samsung Galaxy ACE S5830, rupanya tidak semua format file bisa dijalankan dengan baik. Format file seperti MPG, DAT, FLV merupakan diantaranya. Sedangkan format file video 3gp dan MP4 rata-rata mampu dijalankan dengan baik meski tidak semuanya.

Untuk format file video MP4 hasil download portal YouTube misalkan. Tidak semua bisa dijalankan dengan baik malah terkadang ada juga yang tidak mau dijalankan. Agar dapat dijalankan dengan baik, pengguna wajib melakukan proses converter terlebih dahulu dengan menggunakan aplikasi Kies, semacam PC Suite-nya Samsung Galaxy ACE S5830 kemudian mentransfer hasilnya ke ponsel. Dibandingkan file aslinya, terdapat perbedaan yang mencolok disandingkan dengan hasil converternya. Paling nyata terlihat adalah resulosi Video yang dihasilkan tergolong High Definition (HD) dengan resolusi 720 pixel. Untuk itu, akan lebih baik apabila file asli yang digunakan sama-sama berkualitas HD agar hasil converternya tidak mengecewakan.

Saat file video tersebut dijalankan, layar akan secara otomatis berubah ke posisi landscape. Hal ini jelas berbeda dengan pemutaran file video lewat portal YouTube yang bisa juga dijalankan dengan tampilan Portrait. Mengingat hasil converter videonya tergolong HD, maka dibutuhkan space memory yang tidak sedikit untuk satu buah file video.

Tidak seperti pemutaran file Audio, saat file video dijalankan, tidak ada opsi pengaturan khusus yang diperuntukkan bagi pengguna. Hanya Play, Pause, Next dan Previous saja.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.