Skip to main content

Mencurigai Kosongnya Samsung Apps on Android

Ada yang unik setiap kali saya membaca Review ponsel Android rilisan Samsung di beberapa media majalah ataupun tabloid ponsel tanah air, terutama saat mereka mengulas keberadaan satu icon Samsung Apps yang diklaim mampu menjadi alternatif penyedia aplikasi selain Android Market bawaan ponsel. Menjadi alternatif penyedia aplikasi selain Android Market. Menarik memang. Tapi apa benar begitu ? yuk kita ulik lebih lanjut.

Bagi rekan-rekan yang memiliki perangkat berbasis Android rilisan Samsung terbaru, silahkan mencoba untuk melirik sebentar isi daripada icon Samsung Apps yang dapat ditemukan pada daftar Menu ‘yang katanya bisa menjadi alternatif penyedia aplikasi selain Android Market. Ada isinya gag ? Kosong bukan ? Lah trus ? kok bisa begitu ?

Ternyata dari beberapa alamat dunia maya yang mengulas Samsung Apps secara khusus, sayapun menemukan satu hal menarik yang kemudian bisa menjadi satu jawaban awal dari pertanyaan diatas.

“ Samsung Apps untuk regional Indonesia baru saja merilis daftar aplikasi terlaris selama tahun 2010 yang disusun berdasarkan banyak unduhan yang dilakukan oleh pengguna smartphone Samsung di Indonesia. Daftar ini didominasi oleh aplikasi yang ditujukan untuk deretan Samsung Wave 525, Wave 533 dan Wave 575 yang baru saja dirilis di Indonesia. “

Ada yang bisa memahaminya ? Yak… Samsung Apps yang dimaksudkan ternyata hanya diperuntukkan bagi perangkat rilisan Samsung  tertentu mencakup Wave 525, 533 dan 575 yang notabene menggunakan sistem operasi Bada, sebuah sistem operasi yang memang dikembangkan secara khusus oleh Samsung, dan tidak diperuntukkan bagi pengguna ponsel Android. Setidaknya Ini pendapat secara Default loh.

Mengapa saya katakan demikian, karena di halaman resmi milik Samsung Apps terdapat tambahan keterangan ‘Jika Anda menggunakan ponsel Android, silahkan hubungi nomor 0800-112-8888 untuk keterangan lebih lanjut.’ Ada yang berkenan untuk mencoba ?  silahkan Share hasilnya disini.

Keterangan diatas kurang lebih sudah cukup untuk memberikan gambaran awal bahwa jika satu saat nanti sebuah media cetak mencoba melakukan Review terhadap perangkat Samsung berbasis Android dan menyatakan bahwa Samsung Apps bisa menjadi alternatif penyedia aplikasi dan games selain yang tersedia di Android Market, jangan langsung percaya ya. Apalagi kalo gambar screenshot yang ditampilkan hanya berupa icon logo Samsung Apps seperti ilustrasi diatas tanpa menyajikan daftar aplikasi atau games yang bisa diunduh. Hehehe…

Untuk gambaran lebih lanjutnya… ya tentu saja setelah saya berhasil menghubungi nomor 0800 tersebut. Tunggu saja kabarnya.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.