Skip to main content

Gag ada tuh yang namanya “Gratis Nelpon berkali-kali”

Melanjutkan tulisan edisi pembeberan Tarif  dan Paket komunikasi yang ditawarkan 4 (empat) operator besar negeri ini, tampaknya saya makin tambah enegh dengan “Aturan  Main” yang diberlakukan untuk mendapatkan iming-iming “Gratis Nelpon berkali-kali”, “Mu24h” atau “Heeemat”.

Bagaimana tidak ? saya yakin sebagian besar konsumen dari para operator besar itu tidak mengetahui “Aturan Main” yang ditetapkan, mengingat iklan yang tampil di layar Televisi boleh dibilang ‘sangat menyesatkan’. Tidak ada keterangan lebih lanjut ataupun pembeberan aturan secara langsung dan transparan. Jikapun ada, tulisannya jauh lebih kecil dan nyaris tak terlihat mata.

Memang sih, ini semua merupakan Trik Marketing yang sedianya digunakan oleh hampir sebagian besar penyedia barang/jasa untuk menarik (baca:mengeruk) keuntungan besar-besaran dari para konsumen dan calon konsumen baru. Siapa sih yang gag tertarik dengan tawaran ‘Gratis Nelpon berkali-kali sepanjang hari, Mu24h atau Heeemat-nya biaya komunikasi ?

Sayangnya, pembohongan Publik ini sepertinya luput dari pengamatan para pejabat atau pihak-pihak yang sebetulnya lebih berwenang untuk melindungi hak konsumen atau rakyat negeri ini, malah cenderung dibiarkan ‘saling ejek, saling menjatuhkan antar operator. Tidak ada yang memperingatkan atau menegur operator nakal.

Saya pribadi jujur saja lebih memilih operator CDMA sebagai jalur komunikasi suara yang cenderung memberikan tarif flat dari detik pertama hingga akhir, meski dengan tingkat yang berbeda tergantung pada nomor tujuan. Sedangkan salah satu dari 4 (empat) operator diatas, saya manfaatkan hanya untuk komunikasi data dan juga pesan, lantaran tawaran Gratis SmS yang kerap ditawarkan, cukup memuaskan bagi  saya.

Yakin banget, banyak orang yang lebih suka membayar tarif komunikasi mereka dengan harga yang pasti. Flat sepanjang hari, tanpa banyak aturan main, atau perubahan durasi. Karena dengan demikian, mereka (termasuk saya) setidaknya sudah bisa memperkirakan biaya yang akan dihabiskan atau durasi yang mampu digunakan dengan sisa pulsa tertentu misalkan. Sayangnya, harapan saya ini ya takkan begitu saja didengar dan diterapkan dalam paket tarif yang bisa ditawarkan pada konsumen negeri ini.

Padahal, dengan transparannya tarif biaya komunikasi, saya yakin para operator hanya tinggal melihat seberapa besar loyalitas konsumen atau malah memberikan reward kecil bagi mereka yang mampu menunjukkan kesetiaan penggunaan jasa melalui isi ulang ke nomor-nomor lama misalkan.

Jadi, ya jangan berharap terlalu banyak deh untuk bisa menikmati tarif Mu24h atau hematnya berkomunikasi seperti yang Anda bayangkan dalam benak hari ini. Realistis saja.

Gag ada tuh yang namanya “Gratis Nelpon berkali-kali”

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.