Skip to main content

Uji penggunaan Nokia C3 lewat SDK S40 6th Edition

Seperti yang pernah saya katakan dalam tulisan sebelumnya perihal Nokia C3 ponsel QWERTY murah yang tidak murahan, sistem operasi yang digunakan dalam ponsel tersebut adalah Symbian S40, yang artinya kurang lebih hanya mendukung aplikasi tambahan berbasis Java saja.

Bagi yang pernah memiliki ponsel Nokia versi jadul berbentuk candybar (baca: batangan), saya kira tidak akan merasakan banyak kesulitan dalam penggunaan ponsel Nokia C3 ini. Hanya perlu sedikit penyesuaian berkaitan dengan barisan keypad dan juga pemakaian simbol serta karakter tertentu. Namun apabila belum juga yakin dengan menu Symbian S40 ini, sebelum memutuskan untuk membeli, bisa mencobanya terlebih dahulu dengan mengunduh aplikasi Emulator SDK S40 6th Edition melalui Forum Nokia. Ukurannya kurang lebih sekitar 122 MB setelah di-extract.

Ada beberapa pembaharuan pengoperasian aplikasi apabila disandingkan dengan Emulator SDK 40 3rd Edition terdahulu (dimana untuk edisi 3rd  ini digunakan pada ponsel Nokia batangan rilis tahun 2008/2009 seperti 5300 atau 6275i), diantaranya yaitu akses layar sentuh pada layar ponsel emulator yang sedianya bakalan dirilis dalam versi resminya yaitu seri X3-02. Hal ini jauh lebih mengasyikkan ketimbang mengakses menu dengan menekan tombol navigasi (melalui perantara tombol kiri pada mouse).

Dibandingkan dengan Menu yang terdapat pada layar Nokia C3, Emulator SDK S40 6th Edition ini hanya menyajikan 8 (delapan) dari 12 (dua belas) icon yang tampil secara default dalam setiap ponsel C3. Adapun 4 (empat) icon yang berkurang mencakup Ovi Mail, Ovi Store, Communities dan Games. Ketika diakses melalui icon Applications/Extras, keempat icon tersebut tidak jua dapat ditemukan. Padahal dalam Menu aslinya (Nokia C3), keempatnya masih dapat diakses melalui jalur yang sama.

Meskipun masih berupa versi Beta Feature Pack 1, beberapa fitur yang terdapat dalam tampilan Menu aplikasi yang Emulator Nokia S40 6th Edition ini dapat dicoba dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Termasuk fitur tetap seperti Calculator, Contact, Calendar dan lainnya. Jadi serasa memegang ponsel Nokia beneran.

Uniknya, fitur Web/Internet yang terdapat dalam tampilan Menu tersebut benar-benar dapat digunakan dengan baik. Ini jelas jauh berbeda dengan Emulator BlackBerry yang dahulu pernah saya coba gunakan. Namun berhasil tidaknya menampilkan halaman web, kembali mengandalkan koneksi Internet yang sedang digunakan.

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.