Saya pribadi bersyukur ketika sebuah media cetak mengabarkan bahwa kasus pencurian Pretima di seantero kota Denpasar dan Gianyar yang membuat gempar beberapa bulan lalu baik sudah mulai terkuak. Ditemukannya puluhan benda sakral dan magis di sebuah villa daerah Kuta Utara yang ironisnya ditempati seorang bule, merupakan satu awal yang dijarapkan dapat menyibak satu persatu siapa saja orang yang berada dibalik pencurian itu semua.
Adalah TuAJi, kira-kira demikian orang menyapanya, yang secara nama saya yakin merupakan orang yang dihormati dan disegani lingkungan sekitarnya di pulau Bali ini. Siapa sangka orang inilah yang kemudian ditenggarai terlibat dalam kasus pencurian Pretima.
Demikian pula saya amat sangat bersyukur ketika pada akhirnya Polisi menangkap pelaku sebuah tragedi di sebuah Pegadaian Singaraja yang pada akhirnya menyebabkan sang korban meninggal dunia. Tersangka Gede Mertayasa bahkan kabarnya sempat membenturkan kepala sang korban sebelum meninggalkan lokasi.
Yang tak kalah fenomenal adalah kasus pembunuhan Prabangsa, seorang wartawan media cetak Radar Bali yang rupanya dilakukan oleh sekomplotan manusia kelahiran Bali, tanah kelahiran kami tercinta. Nyoman Susrama dibantu beberapa anak buahnya, membantai secara sadis hanya karena pemberitaan dugaan kasus korupsi. Ironis.
Orang Bali (kini) sudah tak seperti dulu lagi…
Belasan tahun lalu, tamu domestik juga wisatawan manca negara selalu mengatakan bahwa Orang Bali itu ramah, Orang Bali itu ulet dalam bekerja, murah senyum yang kemudian menyebabkan mereka nyaman ketika berlibur ke Pulau Bali ini. Dimanakah mereka kini ?
Comments
Post a Comment