Menyambung tulisan Mari Mengenal Wayang Parwa sebelumnya, ada beberapa tokoh Punakawan yang dikenal sebagai para pembantu dan pengasuh setia Pandawa dalam cerita atau lakon pewayangan. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam babak pertujukan yang berisi lelucon maupun wejangan.
Ada beberapa versi Punakawan yang dikenal berdasarkan daerah perkembangan wayang kulit. Untuk versi Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal nama-nama seperti Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Dalam versi Jawa barat dikenal nama Semar, Cepot, Dawala dan Gareng. Sedang dalam versi daerah Bali dikenal nama Tualen, Merdah, Sangut dan Delem.
Tualen (tualèn) atau Malen merupakan salah satu tokoh punakawan (bahasa Bali par?kan) dalam tradisi pewayangan di Bali. Karakternya mirip dengan Semar dalam pewayangan Jawa. Dalam tradisi pewayangan Bali, Tualen digambarkan seperti orang tua berwajah jelek, kulitnya berwarna hitam, namun di balik penampilannya tersebut, hatinya mulia, prilakunya baik, tahu sopan santun, dan senang memberi petuah bijak. Dalam tradisi pewayangan Bali umumnya, puteranya berjumlah tiga orang, yaitu: Merdah, Delem, dan Sangut. Mereka berempat (termasuk Tualen) merupakan punakawan yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Bali.
Merdah (mĂŞrdah) atau Meredah (mĂŞrĂŞdah) menurut masyarakat Buleleng (Bali Utara), Merdah merupakan adik Tualen, namun menurut tradisi Bali Tengah dan tradisi masyarakat Bali umumnya, Merdah merupakan salah satu putera Tualen. Dalam pertunjukkan wayang, Merdah sering muncul bersama Tualen, melakukan dialog penuh lelucon namun penuh nasihat.
Sangut di dalam lakon pewayangan dilukiskan berbibir monyong dan berkulit kuning. Di antara para punakawan, tubuhnya yang paling kurus tapi perutnya besar. Dalam pertunjukkan wayang ia sering muncul bersama Delem dan melakukan dialog penuh lelucon namun terselip nasehat tentang hidup dan pergaulan.
Delem (lafal: dè-lêm) atau Melem (lafal: mè-lêm) digambarkan bermata juling, lehernya gondok, dan tubuhnya pendek. Dalam pewayangan kulitnya berwarna merah tua. Delem bersifat angkuh, sombong, licik, dan suka omong besar. Di hadapan para ksatria dan para raja ia selalu tunduk, namun kepada orang yang lebih muda darinya (demikian pula terhadap Sangut) ia bertingkah sombong. Penampilan kedua karakter ini merupakan penggambaran tokoh punakawan yang sifatnya jelek.
Comments
Post a Comment