Skip to main content

Will it Blend ?

Ada beragam cara yang dilakukan oleh pihak marketing untuk memasarkan atau mempromosikan sebuah produk demi menarik perhatian calon konsumennya. Entah itu untuk membuktikan kualitas produk, estetika ataupun fungsionalnya. Belakangan cara-cara promosi yang dilakukan sudah jauh lebih modern atau malahan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yaitu dunia maya.

Will it Blend ? merupakan salah satu contoh yang paling ekstrem (dalam arti positif) demi mempromosikan produk blender melalui dunia maya. Saya katakan demikian, karena cara promosi yang dilakukan sama sekali tidak berupa spam email (yang biasanya menawarkan sejumlah besar investasi atau produk viagra dan sejenisnya) ataupun menulis spam comment pada halaman orang (blog, facebook dan sejenisnya).

Adalah Tom Dickson pendiri Blendtec mencoba memanfaatkan salah satu portal penyedia video terbesar YouTube (satu-satunya media yang digunakan) untuk memasarkan produk blender yang ia ciptakan. Dimulai dari 30 Oktober 2006, Tom merekam proses pem-blederan yang menggunakan produk yang dipasarkan dan mengunggahnya agar bisa dinikmati oleh jutaan orang dari seluruh dunia.

Yang membuatnya ekstrem adalah bahan yang nantinya akan di-blender atau dihancurkan bukanlah buah, sayur ataupun es batu seperti yang kerap dilakukan namun benda-benda aneh, baik yang ia pikirkan dan miliki ataupun kelak yang konsumen miliki dan inginkan. Terakhir yang saya ketahui adalah iPhone 4.

iPhone 4 merupakan ponsel buatan Apple yang kabarnya memiliki segudang kelebihan dibandingkan pendahulunya dengan satu kesalahan fatal terkait antena dan penurunan sinyal. Ponsel ini yang kemudian menjadi sasaran Tom Dickson untuk diblender dengan menggunakan produk miliknya.

Beberapa Rekam jejak yang pernah dilakoninya menurut catatan Wikipedia adalah kartu kredit, kaset tape, make up, pena, laser pointer, sepatu Nike, kelereng, bola golf, iPod, iPhone 3G, Vuvuzela (familiar ?) bahkan FaceBook. Untuk yang terakhir ini memang beneran ‘FaceBook’ atau buku yang ditempelkan wajah-wajah orang termasuk wajah Tom Dickson tentu saja.

Saya sendiri baru mengetahui Will it Blend ? setelah berburu beberapa video terkini terkait keberadaan iPhone 4 official video. Ada rasa heran ketika Tom memulai aksinya dalam menghancurkan satu persatu benda yang sangat familiar dengan pekerjaan maupun style gaya hidup seseorang, dan terlepas dari semua ke-ekstreman cara marketing yang dilakukan, saya salut dengan ketahanan, kekuatan penghancuran dan kualitas dari blender yang dipromosikan tersebut. Kira-kira apa lagi ya yang bakalan diblender ?

Comments

Postingan Lain

Jodoh di Urutan ke-3 Tanda Pesawat IG

Kata Orangtua Jaman Now, Jodoh kita itu adanya di urutan ke-3 tanda pesawat akun IG.  Masalahnya adalah, yang berada di urutan ke-3 itu bapak-bapak ganteng brewokan berambut gondrong.  Lalu saya harus gimana ?  #jodohurutanketigadipesawat  Mestinya kan di urutan SATU ?

Mewujudkan Agenda Cuti Bersama Lebaran

Tampaknya di Hari terakhir Cuti Bersama Lebaran, sebagian besar rencana yang ingin dilakukan sejak awal liburan sudah bisa terwujud, meski masih ada beberapa agenda lainnya yang belum bisa dijalani.  Satu hal yang patut disyukuri, setidaknya waktu luang jadi bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan tertunda beberapa waktu lalu.  1. Migrasi Blog Aksi pulang kampung ke laman BlogSpot tampaknya sudah bisa dilakukan meski dengan banyak catatan minus didalamnya. Namun setidaknya, harapan untuk tidak lagi merepotkan banyak orang, kedepannya bisa dicapai. Sekarang tinggal diUpdate dengan postingan tulisan tentang banyak hal saja.  2. Upload Data Simpeg Melakukan pengiriman berkas pegawai ke sistem online milik BKD rasanya sudah berulang kali dilakukan sejauh ini. Termasuk Simpeg Badung kali ini, yang infonya dilakukan pengulangan pengiriman berkas dengan menyamakan nomenklatur penamaan file. Gak repot sih sebenarnya. Tapi lumayan banyak yang harus dil...

Menantu Mertua dan Calon Mertua

Menonton kembali film lama Meet the Parents (2000) yang dibintangi oleh Ben Stiler dan Robert De Niro, mengingatkan saya betapa terjalnya perjalanan seorang calon menantu untuk mendapatkan kepercayaan sang calon mertua, atas putri kesayangan mereka yang kelak akan diambil menjadi seorang istri dan pendamping hidup. Meski ‘kekejaman’ yang ditunjukkan oleh sang calon mertua dalam film tersebut *sosok bapak* jauh lebih parah dari yang saya alami, namun kelihatannya cepat atau lambat, akan saya lakoni pula nantinya. Memiliki tiga putri yang salah satunya sudah masuk usia remaja, adalah saat-saat dimana kami khususnya saya sudah sewajarnya masuk dalam tahapan belajar menjadi seorang kawan bagi putri sulung saya satu ini. Mengingat ia kini sudah banyak bertanya perihal masa lalu yang saya miliki, baik soal pendidikan atau sekolah, pergaulan dan hobi. Memang sih untuk urusan pacar, ia masih menolak berbicara lebih jauh karena berusaha tak memikirkannya, namun sebagai seorang Bapak,...

Pengetahuan kecil tentang soroh PANDE

Sekali-sekali saya selaku penulis seluruh isi blog ini pengen juga ber-Narzis-ria, satu hal yang jarang saya lakukan belakangan ini, sejak dikritik oleh seorang rekan kantor yang kini jadi malas berkunjung lantaran Narzis tadi itu.  Tentu saja postingan ini bakalan berlanjut ke posting berikutnya yang isinya jauh lebih Narzis. Mohon untuk dimaklumi. *** PANDE merupakan salah satu dari empat soroh yang terangkum dalam Catur Lawa (empat daun teratai) Pasek, Pande, Penyarikan dan Dukuh- yang memiliki keahlian dalam urusan Teknologi dan Persenjataan. Ini bisa dilihat eksistensi pura masing-masing di Besakih, yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam berbagai kegiatan Ritual dan Spiritual. Dimana Pura Pasek menyediakan dan menata berbagai keperluan upakara, Pura Pande menata segala peralatannya. Pura Penyarikan menata segala kebutuhan tata usaha administrasi agar segala sesuatu berjalan dengan teratur. Sedangkan Pura Dukuh Sakti sebagai penata berbagai keperluan sandang pan...

Warna Cerah untuk Hidup yang Lebih Indah

Seingat saya dari era remaja kenal baju kaos sampai nganten, isi lemari sekitar 90an persen dipenuhi warna hitam. Apalagi pas jadi Anak Teknik, baju selem sudah jadi keharusan.  Tapi begitu beranjak dewasa -katanya sih masa pra lansia, sudah mulai membuka diri pada warna-warna cerah pada baju atasan, baik model kaos oblong, model berkerah atau kemeja.  Warna paling parah yang dimiliki sejauh ini, antara Peach -mirip pink tapi ada campuran oranye, atau kuning. Warna yang dulu gak bakalan pernah masuk ke lemari baju. Sementara warna merah, lebih banyak digunakan saat mengenal ke-Pandean, nyaruang antara warna parpol atau merahnya Kabupaten Badung.  Selain itu masih ada warna hijau tosca yang belakangan lagi ngetrend, merah marun atau biru navy. Semua warna dicobain, mengingat hidup rasanya terlalu sederhana untuk dipakein baju hitaaaaam melulu.  Harapannya bisa memberikan warna pada hidup yang jauh lebih cerah, secerah senyum istri pas lagi selfie.