Melewati ruas jalan Teuku Umar Denpasar sabtu malam lalu, mata menangkap antusiasme pengunjung di beberapa konter kecil penjualan ponsel hingga sekelas Cellular City, BTC atau Handphone Shop. Saat kami kembali melewati ruas jalan yang sama 2 jam sesudahnya tampak pengunjung makin menyemut dan kendaraan yang mereka parkirkan disekitar lokasi sempat membuat kemacetan kecil saking banyaknya.
Tahun 2010 ini yang namanya ponsel QWERTY nampaknya masih menjadi trend di kalangan masyarakat. Serbuan brand lokal maupun China tampaknya mulai menggusur pasar beberapa merk branded yang dua tiga tahun lalu masih berkibar dengan kencangnya. Lambat laun brand sekelas Motorola bahkan Sony Ericsson harus mengakui bahwa kebutuhan pasar telah beralih begitu jauh hingga kedua brand tersebut tampaknya tidak mampu mengikuti pemasaran dalam rentang harga yang dikuasai sang lawan.
Maraknya pasar yang hampir dipenuhi ponsel bertipe QWERTY merupakan salah satu efek dari booming penggunaan jejaring sosial pertemanan di dunia maya FaceBook dan juga histeria pasar dalam menanggapi layanan BlackBerry yang lebih terfokus pada fitur Messaging dan Messenger. Beberapa brand lokal bahkan sudah mulai menawarkan fitur serupa (FaceBook dan Messenger) yang mampu digunakan dengan baik antar pemilik brand yang sama.
Poin Utama yang menjadi pertimbangan utama masyarakat lebih menyasar ponsel dari brand lokal ataupun China ketimbang branded adalah soal harga. Dengan kisaran 500ribuan hingga satu juta mereka siap menggelontor pasar dengan ponsel berfitur terkini (TV Tuner, kamera megapixel, java, multi tasking hingga koneksi wifi) kendati secara kualitas masih kalah jauh dibanding merk branded. Tapi siapa yang peduli ? Saya yakin setiap orang yang memutuskan untuk memilih ponsel brand lokal atau China ketimbang branded pasti sudah menyadari soal kualitas fitur maupun ponsel yang akan dibeli. Maka tidak salah jika umur ponsel tidak terlalu diharapkan mampu bertahan selama ponsel branded umumnya.
Pangsa pasar yang terlanjur diambil dan pelan mulai dikuasai membuat ponsel yang dirilis oleh merk branded secara perlahan mulai menurun hingga kisaran harga yang sudah terjangkau oleh kantong. Bandingkan dengan harga awal yang mereka rilis dahulu. Sudah jauh dari bayangan.
Bagi yang jeli dengan soal kualitas diatas tidak ada salahnya mengumpulkan pundi-pundi anggaran sedikit lebih tinggi dari standar harga ponsel brand lokal atau China. Mumpung sudah mulai terjangkau sepertinya kini saatnya untuk berburu ponsel branded.
Mau tahu apa saja pilihannya ? tunggu tulisan saya selanjutnya.
Comments
Post a Comment