Reuni oh Reuni… pasca ketemuan bareng teman seangkatan masa sekolah SMA tanggal 4 April lalu (dan ketemuan per satu kelas hari minggu malam 31 Mei) rupanya mencoba membawa saya ke lingkup yang lebih jauh lagi. Kali ini masa sekolah SMP. Seorang teman sekolah yang (kebetulan) mengikuti perkembangan tahap demi tahap reuni SMA kemarin merasa tertarik dan berniat mencoba melakukan hal yang sama pula pada lingkup angkatan SMP tadi. Beberapa Informasi (katanya) ia dapatkan dari satu dua rekan SMA (yang juga kebetulan masih teman satu sekolah SMP) yang meyakinkannya bahwa saya merupakan salah satu panitia yang ‘benar-benar bekerja’ demi terwujudnya sebuah reuni SMA tersebut. Well, itu merupakan satu pujian bagi saya dan tentu saja sekaligus beban tanggung jawab yang besar.
Ngomong-ngomong soal Reuni, yang kemarin itu merupakan yang ke-2 setelah reuni tingkat SD kisaran jaman saya kuliah. Kalo gak salah diadakannya di rumah seorang teman yang bertempat tinggal di jalan Suli. Tapi yang namanya reuni waktu itu Cuma berbagi kabar, haha hihi makan-makan trus tukar kado dan bubar gitu aja. Gak ada kenangan, gak ada gregetnya. Apalagi waktu itu yang namanya kamera masih merupakan benda mahal disamping gak ada FaceBook juga. He…
Balik ke ajakan teman, jujur saja apabila boleh dibandingkan antara masa sekolah yang saya lewati, masa SMA adalah yang terbaik dan terindah bagi saya. Kendati waktu itu tergolong anak yang kuper (kalo saya lagi jalan kata teman selalu menunduk, ngeliatin batu gitu deh) dan gak gaul (apalagi menggauli). :p Tapi saya begitu menikmati perjalanan sepanjang 3 (tiga) tahun itu.
Mungkin itu sebabnya saya berusaha untuk total bekerja dan memainkan peran diantara rekan Panitia. Saya gak salah langkah rupanya. Karena bisa menjadi bagian dari orang-orang yang saya kagumi saat sekolah dulu, ternyata mampu memberikan satu kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Gak percuma mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran saat menyaksikan reuni itu berlangsung.
Sayangnya greget tersebut tidak saya rasakan pada masa sekolah SMP, padahal jujur saja tingkat kekuperan dan gak gaulnya itu kurang lebih sama. Bisa jadi karena lingkup teman yang terjalin tidak terlalu akrab atau bahkan dahulu itu seperti tidak peduli dengan masing-masing.
Maka ketika sang teman meminta untuk mencoba kembali mengulang perjalanan di tingkat masa sekolah SMP, dengan halus saya tolak. Bisa jadi karena saya tidak ingin melakukannya, bisa juga karena yah jujur saja, ternyata lumayan lelah mengurusi hal kaya’gitu. Apalagi kini saya telah berkeluarga yang artinya baik pikiran dan tenaga juga waktu harus tetap saya utamakan pada mereka.
Reuni lagi ? lain kali saja ya…
Comments
Post a Comment