Ada cerita unik disela proses penyampaian pembelajaran berlangsung tadi siang. Seorang Rekan dari Ende, Pak Ebby, yang secara kebetulan berada disebelah saya meminta agar saya berkenan memberikannya kontak dan dituliskan di buku Notes pemberian LKPP-LPSE. Secara iseng, saya menuliskan pula informasi tambahan selain nomor ponsel yaitu email, alamat BLoG dan akun profile FaceBook.
Pada saat Pak Ebby membaca alamat BLoG yang saya cantumkan, pelan Beliau mengatakan bahwa ‘rasanya pernah mengakses alamat ini hari kemarin. Kalo gak salah yang tulisannya tentang Hari Pertama Pendidikan e-Procurement LKPP – LPSE yang ada kata-kata ‘meninggalkan istri dan anak’ itu…
Sayapun tertawa ‘wah si Bapak sudah sempat mengakses toh ?’ rupanya oleh mesin pencari alamat di dunia maya memberikan hasil pencarian terkait pengalaman LPSE yang salah satunya ya tulisan saya itu. Beliau makin heran ketika membaca detail tulisan, ada menyebutkan salah satu daerah asal Peserta Pendidikan yaitu dari Ende. ‘wah, jangan-jangan si pemilik BLoG ini masih Peserta juga’ bathinnya. Hehehe…
Setelah letih seharian berhadapan dengan bahasa gaib (meminjam istilah seorang Rekan kerja yang dijejalkan langkah instalasi Linux Debian) yang merupakan materi terakhir dari proses Pendidikan e-Procurement oleh LKPP-LPSE, kami masih dipaksa untuk menunggu kedatangan satu dari dua mobil jemputan hingga waktu menunjukkan pukul 7 malam waktu setempat. Jengkel lantaran itu, kami akhirnya memutuskan untuk meluncur mencari lokasi makan malam.
Rekan kami, Pak Gung Suryanegara yang masa mudanya sempat malang melintang di Kota Jakarta menyarankan menu SeaFood di emperan seputaran Pasar Benhill yang terkenal murah namun memiliki ‘taste’ yang mewah. Maka jadilah kendaraan yang penumpangnya berhimpitan sesak satu sama lain diharuskan berpasrah diri kembali merayap dikemacetan jalan Kota Jakarta. Bersyukur dua senior kami, Pak Made Sudarsana dan juga Pak Gung ‘Bobby’ Rahmadi mampu mencairkan situasi dengan cerita mereka yang sangat menggelikan.
Setelah menanti kurang lebih 15 (lima belas) menit di Santiago SeaFood yang telah dipenuhi banyak orang dan tentu saja lengkap dengan pelayannya, kami disuguhkan menu 4 (empat) paket besar yang sebenarnya diperuntukkan bagi 12 (dua belas) orang untuk disantap dan dihabiskan tentu saja. Lantaran pak sopir tidak mau bergabung makan malam bersama kami, jadilah hamparan makanan yang dihidangkan dirasakan sangat berlebih. Bayangkan saja (perlu fotonya Kawan ? Hehehe… ), terdapat sekurangnya dua piring kerang bakar, empat porsi kepiting besar, udang, ikan laut, cumi tepung, otak-otak dan plecing ditambah 10 (sepuluh) air kobokan. Makan malam yang huebat, bathin saya.
Usai Pembantaian hewan air tersebut, sebenarnya masih ada keinginan untuk ikut bergabung dengan 3 (tiga) Rekan kami yang memutuskan untuk menghabiskan malam terakhir di Kota Jakarta ini, namun lantaran kondisi sudah mulai terasa menurun ditambah nyeri kepala, saya dan rekan lainnya memutuskan untuk tetap tinggal di hotel dan beristirahat.
…aaaahhh… lega rasanya… Selamat Tidur, Kawan…
Comments
Post a Comment