…memerlukan waktu luang dan pikiran yang fokus untuk bisa menikmati sebuah karya dari seorang Urasawa Naoki, MONSTER. Aku tidak bohong…
Sebuah libur yang panjang dimana aku tak lagi memiliki sebuah kewajiban untuk menguras pikiran demi sebuah Tesis, kuputuskan untuk mencoba menikmati satu karya komik Jepang yang isinya sangat berat bagi nalar. Monster adalah salah satu komik yang bisa dikatakan kutinggalkan begitu saja agar bisa tetap terkonsentrasi pada pilihanku setahun lalu… dan kini sudah kuselesaikan semuanya.
Cerita tentang seorang dokter ahli bedah otak dari Jepang bernama dr.Tenma yang berada dalam posisi bimbang apakah mengikuti saran seorang Direktur Rumah Sakit di Jerman tempat ia bekerja untuk memilih-milih pasien yang akan disembuhkan ataukah tetap bersikap idealis berusaha menyelamatkan nyawa sesuai keyakinannya tanpa memandang siapa dan apa latar belakangnya. Ironis memang, karena apa yang tergambar pada awal cerita adalah gambaran kenyataan yang ada.
Ketika seorang bocah laki-laki tertembak dibagian kepalanya masuk Rumah sakit terlebih dahulu dan telah siap untuk dioperasi, datang pasien lain seorang walikota yang berada dalam kondisi yang membutuhkan penanganan sama. Mana yang harus dipilih ? mendahulukan si bocah yang dayang lebih dulu ? ataukah meninggalkan sang bocah dan beralih ke si walikota yang notabene, seandainya dapat disembuhkan, bukan hanya ketenaran saja yang didapat oleh pihak Rumah Sakit namun bisa lebih dari itu.
Tenma yang sebelumnya berhadapan pada sebuah pengalaman sama pun akhirnya bimbang, diharuskan memilih yang mana harus diprioritaskan. Sayang, keputusan yang diambilnya ternyata malah membuat ia terpuruk dalam satu kondisi dimana ia tak lagi memiliki subuah harapan akan masa depan cerah. Tenma menolak perintah sang Direktur untuk mendahulukan sang Walikota.
Dalam keputusasaan akan akibat yang didapat dari sebuah pengambilan keputusan, Tenma berkeluhkesah dihadapan sang bocah yang berhasil ia selamatkan yang kemudian membawa Tenma pada sebuah situasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Monster adalah sebuah karya komik yang jujur saja sangat kental dengan nuansa kegelapan pikiran, kekhawatiran akan sebuah masa depan dan keinginan untuk segera lepas dari semua beban, rindu akan keindahan hidup. Saya sendiri pun mengalaminya. Entah karena terlalu menghayati isi cerita…
Namun yang paling saya herankan usai menyantap habis 18 seri komik ini adalah ide dan pemikiran yang dituangkan dalam sebuah alur cerita yang panjang dan menegangkan sungguh menakjubkan. Cerita yang dikaitkan dengan eksperimen untuk melestarikan satu ras unggul dan membunuh mereka yang dianggap bukan orang-orang pilihan mengingatkan saya pada sejarah bangsa Jerman, dimana saat kepemimpinan Hitler, hal itu dilakukan untuk mewujudkan kualitas manusia yang lebih baik.
Menikmati Monster buah karya Urasawa Naoki ini tak ubahnya seperti menikmati karya fenomenal Harry Potter tiga seri terakhir yang juga pebuh dengan nuansa kegelapan dan putus asa. Satu karya yang patut saya rekomendasikan untuk wajib Anda baca. Namun sekali lagi seperti yang telah saya ungkapkan diawal tulisan, luangkan waktu secara khusus dan fokuskan pikiran Anda dan bersiaplah untuk melihat Pemandangan Terakhir…
Comments
Post a Comment