Ponsel pintar belakangan kian digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia yang mulai bosan dengan keterbatasan kemampuan ponsel yang dimiliki sebelumnya. Banyak alasan yang dikemukakan, mulai dari keperluan akan penunjang pekerjaan kantoran, terima kirim email, ataupun beraktifitas lainnya secara mobile. Untuk mendukung alasan tersebut sebuah ponsel pintar tak hanya mengandalkan otak prosesor yang disematkan didalamnya tapi juga sebuah sistem operasi.
Secara pengertian awam dalam konteks manusia, sistem operasi itu dapat saya gambarkan sebagai jenjang pendidikan lanjutan yang sudah mulai terfokus pada berbagai bidang pembelajaran secara mengkhusus. Semua manusia memiliki otak yang mampu menyerap berbagai kemampuan namun tidak semua memiliki jenjang pendidikan tersebut. Jenjang pendidikan ini mutlak diperlukan apabila manusia yang bersangkutan menginginkan kemampuannya dapat berkembang secara luas. Dalam konteks ponsel penambahan kemampuan ini diartikan sebagai penambahan aplikasi yang dapat memberikan kemampuan atau fungsi tertentu diluar kemampuan dasarnya.
Dalam dunia ponsel ada berbagai macam sistem operasi yang disematkan kedalam sebuah ponsel pintar. Mulai dari Symbian 60, Symbian 80, Symbian UIQ, Windows Mobile, Palm, Linux, Android hingga terkini yang digunakan oleh iPhone dan tentu saja BlackBerry. Beragamnya jenis sistem operasi agaknya cukup menyulitkan konsumen dalam memilih lantaran masing-masing menawarkan berbagai keunggulan tersendiri. Namun keunggulan itu tetap membutuhkan penyesuaian kemampuan dari penggunanya agar dapat berfungsi secara optimal.
Sistem operasi yang digunakan pada iPhone misalnya. Tak ada yang meragukan kemampuan input pada layar sentuhnya. Cukup dengan menggunakan jari tangan, berbagai fungsi tap, hold, drag, rotate dsb dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan teknologi ini membuat para pesaingnya berlomba-lomba menciptakan inovasi sejenis. Tak hanya itu, penampilan layar aktifnya pun membuat banyak vendor mendadak menjadi plagiat, ikut-ikutan mengadopsi tampilan icon yang stylish tersebut. Namun dibalik keunggulannya, sistem operasi yang digunakan iPhone ini jauh lebih ribet ketimbang lainnya. Tidak dapat melakukan copy paste (entah itu berupa teks maupun file) adalah salah satu kekurangannya. Meski hal ini sudah mulai disempurnakan pada sistem operasi rilis terakhir namun rupanya alasan mengapa mereka menerapkan hal itu adalah untuk mencegah pembajakan hak cipta.
Berbeda lagi dengan sistem operasi Symbian yang sepertinya lebih identik dengan vendor besar Nokia. Namun sebenarnya tak hanya Nokia saja yang menggunakannya, Samsung bahkan Sony Ericsson pun ikut serta ambil bagian. Sistem ini sebenarnya dibagi lagi menjadi beberapa versi yaitu Symbian 60 1st 2nd dan 3rd edition yang biasanya digunakan pada ponsel pintar tanpa fitur layar sentuh, 5th edition untuk yang berlayar sentuh, Symbian 80 untuk tipe Communicator dan tentu saja UIQ, varian yang digunakan pada ponsel Sony Ericsson seri P. Symbian dikenal lantaran penggunaannya yang user friendly. Dengan pola grid 3×4 pada Menu dapat dikustomisasikan sesuai keinginan pengguna. Apalagi ada ribuan pengembang aplikasi yang siap mendukung sehingga fungsi-fungsi tertentu seperti mobile office, GPS, pembaca digital hingga signature code-pun dengan mudah dapaat digunakan. Apabila terjadi kerusakan secara software, masing-masing vendor telah menyediakan layanan upgrade firmware secara online yang dapat dilakukan oleh seorang pengguna end user sekalipun.
Windows Mobile kini bukan lagi menjadi trend sistem operasi mutlak sebuah ponsel pintar. Namun kompabilitasnya terhadap sebuah PC tak lagi diragukan. Mulai dari office, email hingga aplikasi utility tertentu sudah tersedia dalam dua versi, PC dan mobile. Sayangnya seperti halnya sebuah PC, bagi pengguna yang baru berkenalan dengan sistem operasi Windows Mobile bisa jadi merupakan sebuah mimpi buruk. Karena baik penggunaan maupun pengoperasiannya sama persis, demikian juga dengan opsi pilihan atau kustomisasi yang harus melewati Control Panel. Sialnya lagi, tidak adanya dukungan terhadap Bahasa Indonesia, jikapun ada terjemahannya yang didapatpun agak aneh dan malah semakin menyulitkan untuk dimengerti. Tetikus (mouse) atau Sur-EL (surat elektronik/email) adalah salah duanya. Namun bagi sudah familiar dengan Windows PC saya yakin tidak akan menemui banyak kesulitan. Sistem operasi ini dibagi menjadi 2 (dua) peruntukan yaitu Standard Edition (untuk ponsel pintar tanpa layar sentuh) dan Professional Edition (untuk PDA berlayar sentuh).
Lantas bagaimana dengan sistem operasi lainnya seperti Palm, Linux, BlackBerry atau Android ? juga sistem operasi terbaru dari vendor besar Nokia ? tunggu tulisan saya selanjutnya.
Comments
Post a Comment